Monday, May 28, 2007

Hidup Jangan Kepepet….

Sering kita merasa, hidup ini penuh tekanan, penuh beban dan solah-olah kita merasa hidup kepepet.. hidup penuh keterpaksaan..Rasanya seperti taksi, setoran PLN, setoran Citibank, setoran PAM, belum lagi tagihan Pulsa Telpon, iuran kebersihan & keaanan komplek,dst-dst ... sepertinya hidup ini penuh dengan beban yang tidak mau istirahat..

Pepatah mengatakan bahwa "seseorang tidak dapat memperoleh keuntungan yang besar bila mau cepat, atau tidak mengerti hidup.."

Hidup kita ini sepertinya selalu urgent, selalu mendesak, selalu terpaksa, mau diterusin kok Lumpur makin dalam mau balik takut kecebur selokan lumpur...

Lalu ada yang bilang..."Hidup jangan kepepet?" Bagaimana? Pernahkah kita memikirkan... hidup kita ini seolah-olah selalu digenangi lumpur, dan hidup seolah-olah selalu di pengungsian, dan kita hanya menyalahkan orang-orang kaya yang hidupnya berkelebihan? Ataukah, bisakah kita hidup merdeka, terlepas dari beban? dan hidup bebas berkarya menurut kata hati kita?

Pernahkah kita berpikir apa penyebab semua keterpaksaan ini?
Pertama, Kita nonton TV acaranya kalau tidak anak tiri yang diperkosa bapak tirinya, atau Isinya bapaknya gebukin anak laki-lakinya setiap hari, atau suami selingkuh dengan istri muda.... Rasanya hanya 5 menit saja, kita merasa mau muntah... Bagaimana tidak tertekan kalau setiap hari kita dijejalin acara begitu?
Kita ini hidup bukan begitu..... Hidup yang sesungguhnya adalah bagaimana merawat mawar, melati, kamboja, atau merawat burung dan ikan yang sehat, bukannya gebukin anak kandung kita, apa kita sudah edan?

Makanya jangan nonton TV, apalagi setiap 15 menit kita dijejalin dengan iklan mobil baru, handphone baru, sepeda motor baru, rokok baru, aduh..... Bagaimana tidak kepepet?

Sebetulnya kita ini memepetkan diri sendiri dengan mau dijejali iklan konsumtif yang perucuma tidak berguna. Coba kita pikir, apa bedanya, Honda Jazz, Toyota Yaris, atau Kia Picanto ?

Terus apa bedanya Suzuki Smash, Honda Supra Fit, Yamaha Jupiter MZ atau Suzuki Scorpio? Apa kita mau terbang kecepatan 250 KM per jam? Semua itu sebenarnya sama saja, hanya ego kita saja yang maunya membeda-bedakan.Hakekatnya sama aja..

Yang kedua, Kita merasa hidup ini tergantung uang... Padahal sesungguhnya uang itu sama saja, baik itu Rp 10,000,000 atau Rp 10 Milyar atau Rp 100 Milyar, bedanya hanya nolnya saja, tapi rasanya sama saja. Punya uang Rp 10 juta kita mikir aduh gak cukup ke Thailand ato Hongkong? Punya uang Rp 100 juta kita mikir aduh gak cukup beli Toyota Fortuner ..."Uang itu satuannya bukan Rupiah atau Milyar tapi satuannya adalah gaya hidup. semakin besar uangnya semakin tinggi gaya hidupnya, jadi hasilnya sama saja." Orang yang punya Rp 10 Milyar akan sibuk berangkat ke Las Vegas, ujung-ujungnya juga habis sebulan, sama dengan kita habiskan Rp 4 juta habis sebulan juga..

Orang miskin tidak pernah merasa problem kalau dia melihat uang dengan pecahan Rp 1000. bayangkan, berapa banyak uang Rp 500,000 kalau dipecah Rp 1000an?
banyak banget.,..Orang kaya satuannya bukan Rp 1000 tapi K. Artinya apa?
1 K itu artinya US$10,000. Jadi kalau uang hanya Rp 2 Milyar itu adalah 20 K. Ngomongnya... aku dapat proyek, tapi tidak aku ambil karena dibawah 2 K. artinya dibawah US$ 2 Kilo, atau US$ 20,000 atau Rp 200,000,000. duit segitu juga terasa kecil... hanya 2 K..akhirnya duit itu sama saja, orang kecil melihatnya Rp 1000an, orang besar melihatnya berapa K?

Terakhir, Kita merasa bahwa selalu ada yang harus ditaklukkan. Waktu sekolah kita merasa harus mengalahkan teman2 sekelas, menjadi Ranking 3 besar. di kantor, rasanya office politic menjadi makanan sehari-hari menjadi mantra untuk mengalahkan pihak lawan, apalagi saat kita pitching berhadapan dengan lawan. Dan kita cenderung untuk mengomentari ketidak adilan. Rasanya kalau lumpur Sidoarjo kita tumpahkan di depan Kantor Menko Kesra kita menjadi puas, kalau perlu lumpurnya kita semprotkan saja.... Dan kita selalu menyalahkan pihak yang Otoriter, pihak yang menindas..Namun kita tak berdaya.. kita hanya bisa menyalahkan Jusuf Kala dan Amerika saja... Harga minyak kita persalahkan, dan kita tidak mampu mengalahkan mereka..Dan kita tak berdaya..Sesungguhnya, Hidup bukanlah untuk dikalahkan, dikuasai, atau dilawan..

Hidup adalah untuk diikuti alurnya... dijemput, dipeluk, bukan dilawan.

No comments: