Wednesday, December 24, 2008

Antusiasme

Umur membuat kulit kita keriput, tapi kehilangan antusiasme dalam hidup membuat jiwa kita keriput. Umur boleh menua, namun jiwa masih awet muda selama masih menggenggam antusiasme.

Sebuah peribahasa menarik dari Native America Proverb, "The soul would not have rainbow if the eyes had no tears." Peribahasa yang mengilhami bangsa Amerika untuk selalu bangun setelah jatuh membangun bangsanya menjadi lebih maju.

Mereka bilang, hanya dengan keberanian kita menerima kesedihan dan airmata dengan tangan terbuka, yang membuat kita nantinya akan mampu melihat indahnya pelangi jiwa. Orang baru bisa menikmati kehidupan, keindahan, kebahagiaan, setelah dia tahu arti kesedihan. Dia akan merasakan kesuksesan setelah pernah mengalami kegagalan. Setelah semuanya pernah mengalirkan air mata.

Dalam hubungan lelaki-perempuan, persahabatan, atau percintaan kadang kala timbul gangguan, hambatan yang membuat kita merasa sedih. Namun bilamana telah melewati hal itu hubungan itu akan menjadi lebih baik, lebih berbahagia dan lebih mencintai.

Orang selalu berharap mulai berbisnis bisa langsung sukses, atau mengharapkan bisnisnya sukses terus tidak pernah gagal. Tentu saja hal ini tidak bisa. Kita baru bisa benar-benar menghargai dan menerima kesuksesan bilamana kita pernah gagal. Bila kita pernah tahu merasakan akan gagal seperti apa. Dan tidak menyalahkan yang lain, kalau kita gagal. Karena yang penting adalah selalu penuh antusiasme tanpa kehilangan sedikitpun untuk melewati kegagalan demi kegagalan.

Antusiasme itulah yang menjadi motor dalam kehidupan kita. Antusisamelah yang menjadi inspirasi untuk terus berkarya dan berjuang untuk menuju yang lebih baik. Umur bisa saja membuat kulit kita keriput, namun kehilangan antusiasme dalam hidup, justru menjadikan jiwa kita keriput.

Maka kita harus berani menerima kesedihan, namun kita tetap menyiapkan diri dengan antusiasme kita menghadapi kehidupan ini untuk mencapai kemajuan yang lebih baik.

from TS

Thursday, December 11, 2008

Berita Duka

Innalillahi Wa inna ilaihi Raji'un.
Telah berpulang ke Rahmatullah, Ayah dari sahabat terbaik saya, Mohammad Rinaldi. Pada hari Kamis,tanggal 11 Desember 2008 Jam 16.00

"Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka.”

Friday, December 5, 2008

Doa Jumat Pagi

Yaa Allah…bukakan hijab dihati kami agar dapat mengenal diri kami, dan berikan kemampuan kami untuk jujur terhadap diri ini. Jauhkan kami dari sifat sombong yang akan menutupi hati kami dari cahaya hidayah-Mu.

Yaa Allah…karuniakan kepada kami pandangan hati yang jernih yang bisa melihat hikmah dalam apapun yang engkau taqdirkan,

Alhamdulillah Engkau telah berikan kepada kami nikmat tak terkira, semangat di pagi ini yang terus Engkau limpahkan..

Rabbanaa Atinaa Fi dunyaa Khasanah, Wa Fil Aa Khiroti Khasanah, Wa qinaa 'Adzaa Bannarr..Aamiin….

Wednesday, December 3, 2008

Searching for the best

You dated one girl back then. Then you two realized it wouldn't work. Now you're with someone else. This someone else is surely better for you than the former one -- at least, for the time being. Why?

Samuel Mulia's column in Kompas last Sunday was interesting. And explainable. He was shocked as one of his friends who had been with different dates told him that he (OK, I'm assuming gender here and onward; chances are, I'm simply wrong) was "never in this situation, i.e. never in love as much as this". And Samuel was puzzled: "Does that mean he didn't love the previous dates much enough?" Samuel sounded sorry for them: "Too bad, maybe those former dates falsely thought they were special, the chosen ones".

What you do now must be your best. At least for now. Otherwise you would not do it. Similarly, whom you are with now is your best pick. Otherwise you wouldn't have picked her. But why the change of hearts? Because you moved from your 'local neighborhood' -- far enough to find that you had been in a situation inferior to the current, new equilibrium. But why in some cases a guy comes back to the first one, after dating several others? Because that First One, as it turns out, is the guy's global optimum. Meaning, as far as he can search, she is simply his best.

So to Samuel's disappointment, the answer to his big puzzle is, yes. What his friend told him is not surprising at all.

But it always takes two to tango, you ask. Of course, your spouse or date is doing exactly the same to you, sorry.

In Samuel's story the telling guy was left by the girlfriend. He said: "I've given everything to her..." but "why did she just leave me like that?". The answer should be simple: He's just not good enough for her. For the time being.


special thanks to Rizal Shidiq & Samuel Mulia