Monday, May 28, 2007

Logika, Hati & Intuisi

Sebuah Trilogi dari seorang hamba yang mencoba untuk membuat semua keputusan dengan semua itu...

Pertimbangan intuisi lebih peka dari pertimbangan rasional, maka kita jangan ragu untuk menggunakan intuisi dalam bisnis.


Di dalam mengambil keputusan seperti itu, pertimbangan intuisi saya rupanya lebih peka dari pertimbangan rasional. Memang sebagai entrepreneur kita harus berani menggunakan intuisi secara efektif, baik untuk pengambilan keputusan dalam bisnis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun kemungkinan kita tidak menyadari prosesnya, bahwa setiap keputusan yang kita buat dengan menggunakan intuisi ini hanya salah satu contoh dari sekian banyak pengalaman yang saya alami.

Saya merasakan betul, betapa tajamnya sentuhan intuisi itu. Hal itulah yang barangkali memungkinkan saya membiarkan data intuisi itu melengkapi data lain, yang akhirnya saya gunakan dalam membuat keputusan. Sehingga, saya semakin yakin, bahwa dalam menggeluti bisnis maupun kehidupan ini, sebaiknya kita tetap menggunakan intuisi. Sebab, intuisi akan ikut membuka pikiran dan memberi nilai tambah bagi emosi kita, dan intuisi akan memberdayakan kita agar semakin produktif dan aktif dalam setiap situasi.

Intuisi menjadi sangat penting, tidak hanya untuk kepentingan sekarang, namun juga untuk kepentingan masa depan. Sebab, diperkirakan tantangan bisnis di masa mendatang, relatif berbeda dengan sekarang. Perubahannya sangat cepat dan serba kacau, tidak menentu, sehingga sulit bagi kita untuk memprediksikannya.

Suatu tantangan dengan tingkat turbulensi yang tidak menentu semacam ini, jelas akan membuat intuisi kita semakin berperan dalam setiap mengambil keputusan. Kemungkinan besar ilmu manajemen yang sekarang kita geluti, masih sulit untuk bisa memecahkan berbagai tantangan yang akan terjadi di masa mendatang. Padahal, kita tentunya tetap berharap, bahwa bisnis yang kita jalani sekarang ini harus tetap terus berkembang.

Kita sebagai entrepreneur, disukai atau tidak, harus tajam dalam intuisi. Kita harus mampu berpikir cepat, dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat. Saya melihat ada sesuatu yang unik pada intuisi, yakni berlawanan dengan proses nalar. Proses intuisi itu tidak linier (bermacam-macam pola), sedang proses rasional adalah linier. Itu sebabnya, mengapa kebanyakan entrepreneur dalam setiap mengambil keputusan atau langkah dalam bisnisnya, sering membuat kejutan, tidak rasional, dan berani menghadapi resiko.

Oleh karena itu, saya setuju pendapat yang mengatakan, bahwa antara intuisi dan irasionalitas, saling berkaitan. Sebagian keputusan yang kita ambil merupakan campuran berbagai macam ingatan, gagasan, perasaan, dan fakta yang kadang-kadang saling bertentangan. Sehingga "sentuhan" intuitif itu memungkinkan kita membiarkan data intuisi itu melengkapi data lain yang akan kita gunakan untuk mengambil keputusan.

Menurut Quinn spitser dan Ron Evans, intuisi adalah analisa kilat dari fakta dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman sebagai filter. Dalam bisnis, memang dikenal adanya intuisi bisnis. Di dalamnya ada wawasan, pengalaman, mental, dan perasaan. Bagi mereka yang memiliki intuisi bisnis yang tajam, maka dia tidak hanya mampu mengandalkan perasaan, tapi ada juga wawasan yang luas, pengalaman banyak, dan mental yang dalam. Intuisi ada empat tingkatan, yaitu bisa muncul melalui fisik, emosi, mental, dan spiritual.

Banyak cara mengembangkan intuisi, di antaranya seperti yang dikembangkan oleh Robert K. Cooper, Phd yaitu: terjun ke dalam pengalaman, kerahkan kemampuan sedikit lebih banyak, tetap terbuka terhadap segala kemungkinan, atasi rasa takut, kenali dan cari cara untuk mengatasi apapun yang menghalanginya. Selain itu Cooper juga menyarankan, supaya peluang penginderaan harus ke luar dunia binis, berikan perhatian ekstra kepada tanggapan pertama terhadap pertanyinnpertanyaan, perhatikan bagaimana intuisi berkomunikasi dengan diri kita, luangkan waktu beberapa menit saja dalam sehari untuk catatan kecerdasan emosional, dan jangan lupa memperluas rasa percaya diri. Anda berani mencoba ?

Hari Ini, Kemarin Dan Masa Datang

"Tak usah disesali hari kemarin,
tak usah dirisaukan hari depan,
lakukan hal terbaik untuk hari ini,
karena hari ini yang menentukan hari depan". (.....)


Banyak sekali hal yang telah kita lalui dalam hidup ini. Ada saat-saat dimana kita dikelilingi oleh segala sesuatu yang pernah kita rindukan tapi adapula saat saat dimana semua seakan menyudutkan kita.Semua itu kemudian terbungkus rapi dalam memori. Ada tangis dan tawa yang entah karena bahagia atau berduka muncul kala kita coba mengingat kembali semua itu. Tapi toh semua takkan sama lagi untuk saat ini dan disini. Ya.. Semua pasti berubah.

Yang lalu takkan terulang lagi untuk saat ini karena kehidupan takkan pernah berjalan mundur. Yang lalu hanyalah imajinasi kita yang coba diulang kembali dari kejadian yang pernah kita rasakan di masa lalu dan bukan terjadi pada detik ini. Menyalahkan dan menyesali masa lalu takkan pernah mengubah saat ini.
Demikian juga masa depan. Banyak kerisauan yang kita tambatkan disana karna keadaan yang tidak memungkinkan kita hidup sesuai dengan yang kita cita-citakan.Tapi bukankah itu hanya imajinasi kita sama seperti kita mengenang masa lalu. Masa depan tidak terjadi sekarang. Masa depan terjadi setelah saat ini dan kita takkan pernah tau apa yang terjadi setelah saat ini.

Masa depan dan masa lalu, sesal dan risau, cita-cita dan putus asa adalah imajinasi kita, suatu bentuk pikiran dan atau bayangan yang kita ciptakan sendiri dan tidak nyata seperti apa yang terjadi saat ini.

Maka yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil sikap dan tindakan untuk saat ini supaya luka-luka batin di masa lalu dan atau segala sesuatu yang pernah kita risaukan di hari depan tidak berulang kembali dan atau terjadi di masa depan. Mengambil sikap dan tindakan yang bisa dilakukan untuk saat ini dengan sebaik-baiknya memungkinkan cita-cita kita menjadi nyata.

Hanya hari ini yang bisa merubah masa lalu dan masa depan.

Hidup adalah saat ini, disini dan menjadi diri sendiri

"Selalu mengingat kenangan manis di masa lalu,
sama seperti seseorang yang memanggul harta karun di pundaknya,
yang menjadikan orang tersebut sulit untuk melangkah maju". (.....)



sebuah renungan batiniah di hari minggu
do the best everyday
10/10/06

Tentang Ayat Cinta

Sudah hampir 2 tahun saya tidak lagi “menyempatkan” diri membaca novel, kalo tidak salah novel terakhir yang saya baca adalah “Biru” nya Fira Basuki pas puasa 2003 bingkisan dari seorang temen.

Alasan kesibukan dan lebih memilih buku-buku marketing & strategy, management, fiqih, tafsir dan lain-lain membuat saya sedikit melupakan novel.

Di beberapa waktu silam, relasi dan temen seperti Pak Yahya, Bu Lia, merekomendasi untuk baca sebuah novel, judulnya Ayat-ayat cinta. Saat saya ke toko buku beberapa halaman depan saya baca, namun saya tidak tertarik untuk membaca lebih jauh.” Lah.. Ini novel Agamis gini” begitu pikir saya…yang Cuma akan menghotbahi diri….

Namun cerita Ice, kenalanku, Novel Ayat-ayat cinta bagus untuk dibaca…Sempet saya heran seperti apa to, kok orang-orang pada bilang bagus. Tempo hari setelah dari Cempaka Putih, kebetulan pikiran juga lagi bunek, maka sempetkan cari buku-buku yang bisa dibaca untuk ngilangin bad mood tadi. Padahal masih ada beberapa buku di rumah sekitar lima-enam judul yang saya beli belom sempat dibaca sampe abis. Bahkan sampe detik ini.

Sampe di rumah saya juga biarkan saja Novel Ayat-ayat cinta masih terbungkus dan tersegel di atas meja. Mungkin nasibnya akan seperti buku-buku saya terdahulu, belum sempet dibaca.

Malam sekitar pukul 21.20, saya ingin sekali istirahat, ya..biar sepertiga malem bisa nglilir, begitu kira-kira maksudnya.
Tidak sengaja, novel yang baru saya beli, Ayat-ayat cinta tadi kucoba buka, sebagai pengantar tidur, mungkin baca 1 atau dua bab…terus maksud hati, diteruskan jumat malem atau minggu.

Namun “Ayat ayat cinta “ itu terus menggiring rasa penasaran saya untuk terus membacanya. Sekitar jam 01 dini hari saya sudah dapat 45% dari total. Lanjut sampai jam 3 an.

Habiburrahman El Shirazy sangat apik dalam menggambarkan detilnya, bagaimana Mesir dengan segala pesonanya.
Cerita dimulai dengan pembuka keadaan kota Cairo di tengah hari yang panas…kegiatan-kegiatan pemeran utama beserta keadaan flatnya sebagai Mahasiswa Universitas Al Azhar Cairo dan perkenalan tentang sahabat se tanah air yang tinggal di flat. Serta perkenalan dengan tokoh tetangga flat lantai atas yaitu sebuah keluarga mesir koptik yang sangat ramah, khususnya gadis mesir dengan nama Maria.

Kemudian setelah diajak berpanas-panas dengan suhu 41derajat kota Cairo, pembaca juga diajak untuk sedikit menelan ludah dengan adanya Ashir Ashab, yang disebut berulang-ulang yang cara pelukisannya mirip Umar Kayam dalam Satrio Piningit Ing Kampung Pingit dengan Ayam Penggengnya Pak Joyoboyo… Mak..nyusss… rasanya, begitu kira-kira.

Seluruh transportasi yang menggunakan metro dalam tanah, menjadi bagian penting dalam cerita ini. Mungkin kita membayangkan seperti KRL Express Jakarta-Bogor,..-kereta angkuh dan sombong, kata temen2 dulu,-
Bahkan something special, inti kelanjutan dari novel justru terjadi di dalam metro ini…..

Tokoh utama digambarkan adalah seseorang muslim modern, santri metropolis dan musafir yang haus ilmu, easy going, terbukti dengan interaksi social nya yang bagus dengan sesama mahasiswa indo, tetangga yang beda agama. Hal ini ditunjang oleh Communication skill dari tokoh utama yang sangat menonjol, ini dibuktikan juga dengan gampangnya berkomunikasi dengan orang-orang lain seperti dalam metro dengan Ashraf, ataupun hanya karena itikaf bareng dengan tokoh utama sudah menjelaskan dengan detail kehidupannya bagaimana ia sampai di mesir, dan lain-lain kepada Eqbal Erbakan.

Selain Communication skill yang menonjol juga tokoh utama menurut istilah saya mempunyai Sense of Social Rescpect nya yang tinggi, ini sesuai dengan kepeduliannya terhadap Noura, dan kepeduliannya terhadap dakwah atas pertanyaan-pertannyaan Alicia yang sampe-sampe dibelain menjawab secara detail.
Yang pada akhirnya justru dengan Communication Skill dan Social Respect itu akan ada efek yaitu bisa kenal lebih lanjut dengan Aisha….

Habiburahman sebagai penulis novel pingin menunjukkan bahwa santri saat ini yang dikedepankan dalam novel ini adalah seorang santri yang mempunyai Communicatios skill dan Sense of Social atau kepedulian tadi…
Tidak seperti santri yang sarungan dan tidak membaur dengan kehidupan….
Ataupun seperti kehidupan kita saat ini yang terkesan I don’t care...dengan teman jaman kuliah, atau kenalan kita. Ya memang saat ini adalah generasi I don’t care sudah lumrah.

Yang saya tidak bisa tiru dari tokoh utama adalah menyentuh kulit lawan jenis, ini yang menurut saya paling susah, jangan berpikiran ngeres dulu, menyentuh kulit ini maksudnya berjabat tangan...Tapi saya rasa kalo sekedar jabat tangan tanpa ada maksud apa-apa...its ok, Allah dan malaikatnya Maha Tahu...

Saya suka dengan puisi nya di halaman 197

Hampir mirip barangkali dengan sebuah tulisan yang saya buat beberapa bulan lalu, begini kira-kira

Bidadariku mungkin tidak datang di bulan ini…
Dia juga mungkin tidak datang dari Negeri Antah Berantah..
Atau dia …mungkin masih disimpanNya di langit….
Dia mungkin masih sibuk memperbaiki diri….begitupun seharusnya aku…ya kan ?
Bidadariku mungkin tidak datang di bulan ini…
Dia mungkin datang di bulan-bulan berikutnya
Dengan membawa rindu dan sayang, setangkup penuh…
Membasahi setiap gelisah dan harapanku…
Luruh...
Bidadariku mungkin tidak datang di bulan ini....
Tapi aku tidak sedih, sungguh…
Berarti Allah mempersiapkan dia utuh….hanya untukku
Agar perahu yang akan kami tumpangi nanti terjalin dalam ridho Nya
Kelak…
Bidadariku mungkin tidak datang di bulan ini…
Mungkin juga tidak dengan sepatu kacanya…
Atau sehelai jilbab putihnya yang menghiasi kepala
Mungkin dia datang dengan luka….
Setelah mengarungi perjalanan jauh…
Dan debu-debu yang mengiringi keletihannya….
Tapi dia tetap bidadariku
Akan kucium dahinya
Berharap relanya
Karena surgaku dan anak-anakku ada bersamanya....Nanti
Fiuuuhhhhhh
Bidadariku mungkin tidak datang di bulan ini…

Rabb, bantu aku….bismillah….


Dalam novel juga dijelaskan secara terperinci dan detail tentang tokoh yang bukan termasuk generasi ” I don’t care”. Udah tadi ya ??
Misalnya dalam kejadian di Metro saat pertemuan antara tokoh utama dengan Aisha dan Alicia...Hanya ketemu sebentar kepedulian yang sebegitu besarnya antara tokoh utama terhadap orang yang baru dikenal. Okay..ini menyangkut masalah agama, pandangan Islam terhadap kaum wanita, tapi tanpa didasari dengan kepedulian yang tinggi pasti hal itu tidak akan terjadi...Juga tentang Noura...

Yang juga menonjol dalam kisah ini adalah karakter wanita jawa dari seorang Nurul, yang notabene adalah putri dari pemilik pondok pesantren. Ditampilkan bahwa wanita jawa adalah wanita yang sering memilih memendam perasaannya, ini yang memang hampir semua wanita jawa seperti itu. Akan sangat berbeda sekali dengan wanita-wanita Sumatra yang notabene, jelas lugas dan terus terang. Riset membuktikan..

Beberapa pelajaran seperti harus manut dan nurut dengan orangtua juga di tampilkan dalam kisah ini. Seperti yang terungkap Ibunya ketika harus memilih calon isttri , ” kalo calon istrimu gak bisa hidup di indo ya ga usah,cari aja yg indo” dan sang anak menuruti ibu.

Membayangkan bagaimana kecantikan Aisha, Saya teringat....Beberapa waktu yang lalu, seorang temen saya yang lagi ada di Eropa akan pergi ke Mekkah, dia serombongan dengan orang-orang Palestine yang tinggal di Jerman, begini katanya, ” Bener deh Don, mereka itu cuanttiikkk2 banget, tadinya gw juga pingin dapetin satu......bla..bla bla.” Wahh....saya tidak bisa membayangkan secantik apa Aisha itu, mengingat sahabat saya itu kok begitu terpana,...

Yang bikin terenyuh hati adalah masa-masa kecil Fahri, dia dan ayahnya berjualan tape keliling dari kampung ke kampung, ’ Pe tape..begitu teriaknya. ”Apalagi jika ada yang memborong sampai belasan bungkus, kami akan menjadi orang paling beruntung di dunia” tulisnya,

Kegiatan Fahri sebagai mahasiswa yang belajar di Al Azhar Cairo, menterjemah buku-buku, belajar berbagai ilmu, talaqqi kepada Ulama Besar di Kairo, sangat-sangat bagus.

Sangat berbeda sekali dengan masa saya kuliah, Masih inget gak dulu waktu kita kuliah, belajar aja ogah,kecuali mo mid ato final...maen, maen dan jalan-jalan. Mulai yang rame-rame nomat bareng, puncak,..,Bandung, gunung halimun yang fantastis, Pulo Seribu, Pulo Onrust yang mngerikan, Anyer...bahkan sampe Sumatra.

Ya, jika Fahri berguru kepada Syaikh Ustman, saya cukuplah dengan Quraish Shihab, Nazaruddin Umar, di MASK (Masjid Agung Sunda Kelapa- menteng....Sapa tau di ujung sana ada gadis Menteng seperti Aisha.....-

”Ah..payah, Lo hari gini masih aja baca novel, .... ” begitu komentar sahabat saya dengan sinisnya...-




Jt.bening,26 january – 4 february 2007
Untung ada banjir, Kalo gak banjir gak bakalan sempet nulis...

SMS kepada teman

Kita sering melupakan jaringan teman-teman kita, terutama teman-teman lama yang jarang lagi kita tegur sapa. Kesibukan telah melarutkan kita pada perjalanan hidup dengan menghadapi apa saja yang datang didepan kita. Jarang lagi kita memikirkan hal-hal diluar kebiasaan kita. Jaringan teman kita kebanyakan terdiri dari teman yang jarang kita tegur sapa lagi. Teman yang kita hanya temui sekali atau dua kali dalam tahun ini. Yang ingin kita ajak diskusi tapi tidak pernah ada waktu yang cukup untuk menjangkaunya.

Biasakan meminta nomor handphone kepada teman baru kita dengan langsung memasukkan nomornya ke handphone kita. Pada hari Lebaran, atau acara khusus, kirimkan SMS kepada mereka semuanya. Buatlah SMS yang menarik sebisa kita, jangan memakai tulisan umum atau mem forward dari SMS teman. Ada sebuah originalitas atas "suara" kita di
SMS itu dan itu akan mengingatkan orang akan kita.

Kirimkan kesemua kontak, 100 sms minimal, lebih tentu lebih baik, saya mengirim ratusan sms pada Lebaran ini, melalui bulk SMS, yaitu sebuah SMS yang ID sender nya menampilkan nama kita ataupon produk kita dengan panjang maksimal 11 karakter, sebuah “mainan” sambilan yang saya dirikan.

Bila ada balasan dari orang yang tidak pernah kita kontak selama tiga bulan terakhir, kirimkan lagi sebuah atau dua SMS untuk menceritakan diri kita atau menanyakan keadaannya. Kita akan membutuhkan network itu dimasa yang akan datang, dan network harus kita jaga dan pelihara. SMS adalah salah satu strategi mudah yang dapat kita lakukan.

Menyinggung tentang Bulk SMS, saya jadi teringat, salah satu yang tertarik dengan penawaran ini adalah sebuah Café di Jogja, Dixie Café. Kesempatan yang tak sengaja sebenarnya. Dari sekedar nikmatin malam tahun baru di café tersebut dan sekedar say hello kepada, manajernya ketika akan pulang. Akhirnya kita meeting hari senin…- Yah, saya sendiri sering enggak tahu, apa beda maen dan kerja, ..kalo maen ngabisin uang terus kalo kerja dapat uang, begitukah? Nah klo ini maen tapi dapet opportunity dan uang…apa namanya ?

Kirimkan kepada relasi, klien, prospek, mantan calon klien, teman, pada supplier, customers, sanak family, sahabat jauh, orang yang baru kita kenal di pesawat minggu lalu, temen-temen di seminar ataupun kawan SMA ato kuliah kita dulu yang masih ada dan ketahui nomornya. Kontak2 yang jarang kita lakukan ini akan menjadi sangat berguna untuk kesuksesan kita. Dan sukses adalah sebuah hasil dari sebuah kebiasaan yang baik dalam menjalankan kehidupan dan bisnis kita. Let’s take action untuk meng-sms, sebuah tindakan kecil yang akan menghasilkan sebuah miracle bagi kita. When U Take Action miracle happen, but if U No action nothing happen.

Sudahkah anda sms relasi,prospek/lead dan klien serta teman Anda?

Senja yang hampa

Senja pasti kan datang, namun bukan takut akan gelapnya malam
Tapi hampa karena tak ada yang mendampingi menatap indahnya cahaya rembulan


Döme Café , Plaza Indonesia….20.57, akhir april 06-
Orang-orang disekitar pada sibuk bicara, ada yang sedang tertawa gembira, menuangkan minuman bagi teman-temannya. Sepertinya ia sedang berulang tahun karena terlihat ia sibuk menerima ucapan selamat.

Ada juga bapak-bapak tua yang dengan sedang serius menjelaskan sesuatu pada temannya disamping. Seorang pria muda dan gadis cantik sedang diantar pelayan ke mejanya. Pelayan-pelayan hilir mudik mengantarkan makanan dan minuman. Dibelakangku sendiri, samar-samar aku dengar beberapa orang pria paruh baya sedang membicarkan tentang tender proyek yang besok akan diadakan.

Di panggung kecil, seorang penyanyi diiringi dengan piano sedang menyanyikan She nya Elvis Castello .Malam jadi melankolis.
Di depanku, ada orang sedang sibuk berdiskusi dengan salah satu partnernya. Segelas wine putih sudah hampir habis untuk menghangatkan dinginnya AC.
Dari kaca disebelah kananku, bunderan HI terlihat megah dengan lampu-lampunya. Sayang air mancurnya mati. Tapi kendaraan yang lewat dengan lampu-lampu malamnya dan sebuah patung selamat datang yang menjulang tinggi jadi pemandangan yang menarik juga.

Jam 9 lebih malam ini masih terlihat orang ramai berlalulalang disekitar bundaran HI. Jakarta seakan tak pernah tidur.

Aku sendiri…hanya ditemani secangkir esperesso dan sepotong tiramisu, diam mengamati semua dengan pikiran tak menentu melayang-layang……mandeg, dan tanpa ide serta perasaan rindu pada…Nya

sebuah kesendirian dalam keramaian…..dalam senja.

Sunyoto Onggo Hartono….Anda kenal ?

Anda kenal atau kah tahu dengan orang ini? Atau paling enggak pernah denger….
Yang pasti dia adalah salah satu the have nya Kota Yogyakarta

Sebelumnya saya tidak kenal siapa nama orang ini…..
Tidak di sengaja, obrolan kami di pesawat dari Cengkareng menuju Jogja cukup seru dan santai. Seorang Ibu cantik, berada di sebelahku,..

Sebelumnya ibu ini sudah aku lihat di tempat check in, kayaknya dia mengajukan penerbangannya yang seharusnya beberapa jam kemudian di belakang penerbangan ini.

Tidak menyangka ibu yang cantik itu satu nomor denganku, standar ku tanya, dari mana mau kemana kepada ibu yang berumur sekitar 50 tahunan, namun masih keliatan cantiknya. Kemudian dia bilang kalo akan pulang ke Jogja.
Ramah sekali Ibu ini, kemudian dia bercerita kalo dia abis dari dokter gigi, abis implant gigi dia,..Ehm implant gigi ? kataku dalam hati, Aku terheran…karena di Jakarta masih terbatas dokter yang spesialis implant gigi, Lalu tersebutlah drg.Hendra Hidayat…..lagi-lagi Woww…kupikir nggak salah ni orang ?? Yang ku tauw, dokter Hendra tuh, emang spesialis banget untuk implant gigi, yaitu memasang gigi palsu dengan cara di tanam, pasien dokter Hendra juga tidak hanya dalam negeri, tapi sudah sekelas luar negeri, seperti Perancis, AS, dan Singapore.Dokter Hendra adalah ayah dari Marissa dan Estelita hidayat, owner Voxa Adv.

Karena ini bukan orang sekelas cere, enggak mungkin lah saya tanya ke Ibu ini, “Kerja dimana,Bu ?”, Lha wong orangnya itu kalo diliat yo enggak mungkin banget, karena keliatan tajirnya. lalu kutanya “punya bisnis apaan Bu?”, kemudian dia bilang dia dan suaminya adalah kontraktor bangunan, dulu, kantornya dan rumah tinggalnya di belakang Ibis, tapi sekarang pindah ke Jalan Wates, yang di malioboro sebagai kantor saja. Rumah saya tidak jauh dari Soto Kadipiro.

Lalu dia mempersilakan saya untuk mencicipi BreadTalk yang semalam dia beli,”ternyata BreadTalk murah ya, kalo sudah jam 9 keatas, Saya beli 6 cuman 20,000,” katanya- Lha iya, daripada gak kemakan mending di jual murah, saya timpali begitu.

Dia juga bercerita bahwa selama di Jakarta ini dia tinggal di tempat anaknya. Selama di Jakarta saya kok heran ternyata masih ada makanan murah, katanya. Saya tanya, emang dimana bu ? dia bilang kalo di bawah tempat tinggal anaknya ada orang jualan makanan sehari-hari murah banget, Saya tanya ke Ibu apa menunya ? dan itu memang murah ternyata kalo mendengar menu yang dia makan.

Lalu saya tanya lagi ke Ibu itu, emang anaknya tinggal dimana ? Dia bilang di Apartemen di bilangan Thamrin-Sudirman, tinggal jalan kalo mau ke Plaza Indonesia……Fiuhhh …lemes aku dengernya.
Ibu ini memang sedang tidak bercanda ternyata.
Lalu dia menceritakan tentang anak-anaknya. Anaknya ada tiga orang, satu di Amrik, satu di Singapore dan yang terakhir yaitu di Jakarta. Dari SMP dulu anak-anak saya sudah sekolah di Singapore, Applaus besar untuk Ibu yang satu ini.kataku dalam hati.

Dua anak saya yang laki-laki sudah berkeluarga, cuman satu yang belum, yang bungsu. Sejak kecil dia di Singapore, lalu ngelanjutin ke Swiss dan Canada di jurusan perhotelan. Sekarang malah maunya di Jakarta, enggak mau tinggal di Jogja lagi.
Kemudian dia bertanya kepadaku “Ada kenalan di perhotelan ato tidak ya Mas?” Saya bilang “Ehhhh….Ada Bu tapi tidak banyak, ada apa emangnya ?”. Anak saya itu maunya di perhotelan, mau mengaplikasikan ilmunya, tapi sampai sekarang belum diterima, malah kerja di sebuah perushaan Motor multi”, Aku terkaget-kaget di cerita ini…..
Aku jadi bersyukur banget sama Allah, Alhamdulillah banget diriku…Terimakasih ya Allah…batinku.

“Mbok kalo ada saya minta tolong, tolong carikan lowongan buat anak saya, bagian apa saja juga mau, resepsionis, ataupun guide room juga tidak apa-apa “ katanya…”yang penting di hotel”.begitu lanjutnya.

Kutanya, anaknya itu cowo ataukah cewe Bu,..dia bilang cewe…umur 27 tahun begitu lanjutnya… …- Pesawat sudah diatas Cilacap, dari jendela kulihat Tanker di lautan serta drum-drum putih super gede,
Kemudian obrolan kita menuju tempat-tempat sekitar Jogja yang sudah enggak njawani,sudah macet, panas, dan lain-lain. dia ngasih taw kalo cari tiket yang murah itu di pojokan Pingit itu Mas, bilang saja temennya Bu Tanti, pasti entar dicariin yang murah.

Sebelum landing di Yogya, dia memberi ku kartu nama “Ini kartu nama suami saya, kalo nama saya Tanti, ini nomor Hanpone saya, kalo ada info tolong kasih kabar saya”.

PT.Waringin Mas Sejahtera
Sunyoto Onggo Hartono.

Jl.Wates 39xx Yogyakarta
Phone : 0274-618xxx


Beberapa bulan setelah itu aku liat di majalah SWA, profil jagoan-jagoan pendiri Pusat Belanja dan Mall Baru di Yogya & Solo….

Tjia Edi Susanto  Ambarukmo Plaza
Sunyoto Onggo Hartono  Saphir Plaza

Pantessss……


Calon orang super kaya memang di kelilingi orang-orang kaya…..
InsyaAllah….Bismillah…

Risiko atau Resiko ?

"Kalau berani ambil risiko maka rizki akan datang. Asal mula kata rizki adalah risiko”

Mana yang sesuai EYD yang benar ? Risiko atau Resiko, saya tidak mempunyai buku referensi tentang itu, tapi menurut intuisi saya yang bener kok risiko. Coba dicek lagi ! Bagi yang sering baca Intisari coba tanya ke Pak JS Badudu.

Sekilas pernyataan yang disampaikan diatas ini memang tampak menggelikan. Namun jika kita renungkan lebih jauh memang ada benarnya. Orang-orang yang tidak berani mengambil risiko umumnya tidak berbuat apa-apa yang mereka tidak akan mendapatkan prestasi gemilang. Mereka yang termasuk kelompok ini umumnya berpendidikan sangat baik dan mengetahui segala dampak yang timbul dari setiap tindakan yang diambil. Alhasil, setiap langkah terlihat “menakutkan” dan membuat mereka memilih lebih baik berdiam diri saja. Mereka memilih untuk tetap tinggal di dalam kotak atau comfort zone dibandingkan harus melakukan sesuatu yang berisiko.

Saya tidak bermaksud menghujat para cendekiawan ini karena saya sadar negeri ini sangat membutuhkan orang-orang pintar yang punya kepedulian terhadap negeri ini. Namun di sisi lain, kita juga memerlukan orang-orang yang punya keberanian untuk memulai sesuatu yang tidak pasti. Misalnya, ketika terjun berwirausaha, ada kemungkinan untuk untung atau buntung. Tanpa orang-orang seperti ini, bumi pertiwi akan sulit keluar dari krisis dan mencapai masa keemasannya. Coba lihat Om Williem dengan Astra nya walaupun sekarang telah terzhalimi, Pak Djoen dengan Konimexnya, ataupun Budi Santoso yang memulai sebagai pedagang keliling yang sekarang telah menciptakan Kaki Tiga dan Guru Gila kita Pak Purdie dengan Primagama nya.

Orang-orang yang tidak berani mengambil risiko umumnya selalu memikirkan skenario terburuk. Misalnya, bagaimana kalau nanti gagal? Bagaimana kalau barangnya tidak laku? Bagaimana kalau produk saya nanti ditiru orang? Bagaimana kalau konsumen akhirnya pindah ke produk pesaing? Dan seterusnya. Menurut saya, sesekali memikirkan skenario terburuk ada baiknya karena membuat kita lebih siap. Namun memikirkannya setiap saat hanya akan membuat nyali kita ciut.

Bicara mengenai risiko memang amat menarik. Saya pernah membaca satu artikel yang pada intinya mengatakan sesungguhnya semua hal itu berisiko. Ada syair seperti berikut kira-kira.
Tertawa berisiko kelihatan tolol. Menangis berisiko kelihatan cengeng.
Mengulurkan tangan kepada orang lain berisiko ikut terlibat.
Menunjukkan perasaan berisiko memperlihatkan diri Anda yang sesungguhnya.
Memaparkan ide dan impian Anda di depan orang banyak berisiko dicuri.
Mencintai berisiko tidak dicintai. Hidup berisiko mati.
Berharap berisiko kecewa. Mencoba berisiko gagal.


Seorang tokoh pernah menulis bahwa risiko tetap harus diambil karena bahaya terbesar dalam kehidupan adalah tidak berani mengambil risiko. "Orang yang tidak berani mengambil risiko tidak melakukan apa pun, tidak punya apa pun dan bukan apa-apa. Mungkin dia menghindari penderitaan dan kesedihan tetapi dia tidak bisa belajar, merasakan, berubah, bertumbuh dan mencintai. Karena dirantai oleh kepastiannya, maka dia adalah budak. Hanya orang yang berani mengambil risiko sajalah yang merdeka!" katanya.

Orang yang ingin maju harus berani berspekulasi. Dalam hal tertentu, semakin besar risiko yang kita ambil maka akan semakin besar pula hasil yang bisa kita dapatkan (high risk high gain).
Pertanyaannya sekarang, apa batas tertinggi dari risiko yang harus kita ambil? Jawabannya hanya satu: ambillah risiko yang sesuai dengan batas kemampuan kita. Jangan terlalu dipaksakan. Sayangnya hal inilah yang sering dilupakan orang, terutama ketika akan terjun berwirausaha. Banyak sekali yang ingin usahanya langsung besar atau memulai dengan modal sangat besar yang merupakan utang bank padahal tidak diimbangi dengan kemampuan mengelola risiko dengan baik. Alhasil, dalam waktu singkat usahanya pun gulung tikar.

Orang-orang yang tidak berani mengambil risiko ibarat mereka yang hanya mampu melihat bunga mawar sebagai bunga berduri. Mereka tidak berani mendekat karena selalu takut tertusuk duri. Sebaliknya mereka yang berani mengambil risiko mampu melihat keindahan mawar di balik durinya yang tajam. Mungkin pada tahap mereka akan tertusuk duri, namun lambat-laun mereka semakin ahli untuk menghindarinya dan semakin dapat menikmati keindahan bunga berduri ini.
Silakan Anda pilih yang mana?

Opportunity

Life is no matter of chance but choice

Mengutip kata-kata yang selalu ada di akhir imel seorang teman, Life is no matter of chance but choice. That’s right, aku setuju dengan filosofi itu. So beberapa waktu kemudian ku terinspirasi dari kata-kata itu. “ Hera, aku bole make kata-katamu yach, bwt tulisanku”. Ijinku. “ Itu bukan kata yang kuciptakan kok, dari siapa aku lupa, filosof pokoknya” begitu katanya via phone beberapa waktu yang lalu. Hera, Rina Herani lengkapnya, temen yang sering sebangku denganku waktu tahun ke dua di Sekolah Atas, di Jogjakarta, beberapa waktu yang lalu kita sering share ilmu tentang manajemen n biz.

Opportunity atau Chance, bedanya apa ?
Coba deh, tanya pada Pak Tani di daerah Bantul sana, pasti akan balik tanya “Bedanya sama Opor Ayam apa, Mas?”

Tidak jarang orang mengeluh, "Saya sebenarnya bisa maju, tapi belum punya kesempatan seperti si A atau si B. Kalau saya punya kesempatan seperti mereka, saya juga bisa maju!". Padahal kesempatan berkelebat di depan matanya setiap hari. Malah kadang-kadang, kesempatan itu sampai mengetuk pintu rumahnya, minta dibukakan. Tidak jarang juga, kesempatan datang melalui pintu belakang. Sayang, banyak orang tidak mampu mendeteksi keberadaan sang kesempatan.

Fren, hidup ini terdiri dari kombinasi bermiliar interaksi antar manusia. Jaringan yang terjalin antar manusia, akan menciptakan miliaran kombinasi. Kita hidup di Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa. Bisa dibayangkan, berapa kombinasi yang tercipta. Orang lain yang tinggal di Singapura, dengan jumlah penduduk 3,5 juta jiwa saja, mampu memanfaatkan kombinasi interaksi tersebut. Mengapa kita tidak?

Suatu hari, kita bersua dengan teman lama dari SMA. Bercerita, berbagi pengalaman, pengetahuan dan niat baik. Lain hari, bertemu dengan orang baru. Masing-masing punya keunikan, punya berbeda kebutuhan. Siapa tahu dari mereka muncul inspirasi, datang peluang, atau menghasilkan jalan keluar. Syaratnya, otak kita dipenuhi dengan prasangka positif dan niat baik. Sayang, otak seringkali dipenuhi dengan rasa curiga dan ketidakpercayaan serta negative thinking duluan.

Coba deh contoh anak kecil, ketika mendapatkan sepotong roti, tanpa pikir panjang, langsung habis dilahapnya. Tapi kalau sekarang Anda mendapatkan sepotong roti serupa, apakah langsung Anda makan? Tunggu dulu. Jangan-jangan ada racunnya. Ah nanti ada formalinnya. Wah bagaimana kalau banyak bahan kimianya. Otak dipenuhi rasa curiga.
Oleh karena itu, gunakan hati nurani masing-masing untuk melihat "roti-roti" kehidupan.

Allah mengajarkan, "Ketuklah maka pintu akan dibukakan".
Sudah berapa kali kita mengetuk pintu hati orang lain?
Entah berapa kali kita melewatkan kesempatan di depan mata?

Telah berapa kali kita membiarkan mimpi-mimpi masa depan menjadi sebatas impian? Allah memberi jalan yang sama kepada setiap manusia. Namun manusia seringkali terlalu dipenuhi dengan perasaan benci, dendam, malu, rasa bersalah, dan kurang perasaan kasih. Kalau dua orang membaca koran yang sama, pasti apa yang dilihatnya berbeda-beda. Yang satu melewatkan berita yang lain. Kesempatan pun demikian. Dia ada dimana-mana. Banyak. Lalu bagaimana agar kesempatan yang ada bisa segera ditangkap.

Bahwa rejeki di dunia ini berlimpah, kesegaran air minum, kesegaran oksigen di udara, sinar matahari yang melimpah, tanah yang subur, masyarakat yang sangat ramah, solidaritas masyarakat yang tinggi, anak-anak yang ceria bermain. Bahwa banyak yang harus disyukuri di dunia ini! orang tua yang bijaksana tidak pernah berhenti mengurusi kita, sahabat yang senantiasa ada di saat kita membutuhkan.

Jadi inget nasehat Pak Goenawan "Ingatlah selalu Mas, Ketuklah, maka pintu akan dibukakan, maka ketuklah pintu hati orang lain dengan hati kita yang bersih. Bersih dari rasa: benci, dendam, rasa bersalah, malu, kekurangan rasa kasih”.

Itulah 5 emosi dasar manusia. Bila mampu dibersihkan, maka siap-siaplah menyambut kehadiran "hati nurani". Dan kita akan dengan mudah mengetuk pintu. Hati nurani yang tajam, akan membisikan kepada kita banyak hal yang terlewat. Maka dengarkan bisikannya. Lama kelamaan, kita akan memiliki kepekaan terhadap kebutuhan orang lain. Bukankah peka terhadap kebutuhan orang lain adalah esensi dari sebuah bisnis?. Negara kita boleh saja sedang dalam keadaan susah, ekonomi mandeg, investasi sulit, pengangguran meningkat. Apakah kita harus ikut susah? Jangan.!!

Banyak pengangguran artinya banyak orang butuh pekerjaan. Maka buatlah lapangan kerja. Atau bikin balai latihan kerja, atau bikin sesuatu yang berguna untuk orang laen dan umat.
Semua kesempatan itu hanya bisa direngkuh oleh hati nurani. Sedangkan pikiran yang lain mungkin hanya pusing dengan tagihan kartu kredit, mikir pasangan hidup yang tak kunjung datang, mikir jorok…ato apapun itu.

Dan benar kata filosof itu hidup bukan masalah kesempatan, tapi masalah pilihan. Di mana kita memilih,If flow nya,maka di sana pasti ada kesempatan yang datang dengan sendirinya.

Hampir sama dengan kata-kata di awal catatan ini, namun yang tadi terlalu filosofis barangkali, Yang saya sebutkan ini mungkin akan lebih dalam maknanya namun terkesan guyon seperti kata Forrest Gump, Life is a box of chocolate”.
Tinggal Anda mau milih yang mana ? Dapat Coklat Cap Jago,Cadburry ato Tobleron ?





jatibening
Saturday nigt August 12, 2006
22:43

Ketinggalan Pesawat

From : Miftah
5 Apr 2006 – 20:33
- Pa Donny, besok jadi pagi-pagi jam 8.an, Pa Tofik td bilang-
Jatibening, Kamis pagi-pagi 05.30


“Bang ke Caman” kataku pada tukang ojek di depan komplek. Lalu Naek Angkot menuju daerah Rawamangun.- salah-salah mulu…..” Oalah , lama di Jakarta kok naek angkot aja salah2…mbok tanya” kataku dalam hati.

Ku memang sengaja naek angkot, dapet tantangan seorang temen baru namanya Ice, (kayak minuman yach…hehe), yang belum lama berada di Jakarta, tapi taw naek angkot.
Flyover klender, turun dari angkot

“Eh….Bener ini pak donny ,dari jauh tadi perasaan bener apa enggak itu Pak Donny, mau kemana Pak ? “Tanya Netty keheranan, staf klienku di daerah Pulo Gadung. “Pa Kabar Bu Netty mo ke daerah Rawamnangun naik nomor brpa ya?” balasku dengan renyah. (kerupuk kaleee)


Jam 07.40, daerah Rawamangun

.“ Pak, meetingnya gak jadi, Pak Taufik malah lagi keluar….” “Lhaaa” pikirku…udah dibelain berangkat pagi2 salah2 mulu…gak jadi…Fiuuh..
09.30 dianter ke Airport Bus Rawamangun.

10.00 @ Airport Bus
11.00 Gerbang Bandara Soekarno Hatta.
SMS ke Poppy -Pop, gw masih di jalan, gmana dunk, flight tinggal 15 menit lagi ?, ini bus nya malah ke terminal 2 dulu, resek -.
Phone to Ricky , “ Men, gw telat mpe bandara, pesawat suruh nungguin gw dong,hehehee”.
“Huahaha…selamat deh. Makanya dteng tuh 1 jam seblumnya mas euy, emang biasanya juga telat gini, mending dteng tuh awal dikit, bisa ngecengin cewe-cewe di bandara,bego lo hehehe. ?”
“ Gue dari rumah jam setengah enem Men, gile lo !, bareng maling pulang kerja!! Gw td dr rwmangun dulu,ktemuan ma orang, naek angkot gw dari rumah ,ini bisnya malah ke terminal 2 gini”……
“Coba contact Poppy deh,..ya, ntar klo kita punya pswat ndiri bru bisa bilang ke pilot nya, tungguin pa donny dulu…hehehe…Lo lobi-lah itu, petugas check in nya kasi tigapuluh rebu,lo pake Lion kan” -

11.15 Pass. Terminal 1A, Soekarno-Hatta

Wah mas dah telat ni. Check-in udah tutup 1/2 jam yang lalu. Mas ke counter depan aja, trus minta pindah jadwal terbangnya”

Jakarta…oh jakarta. Gara-gara macet dan meeting yang gak jadi, gw jadi telat nyampe bandara. Lagian, gw juga bego, patokan dalam hati gw bukan waktu check in tapi waktu pesawat terbang. Gak tahu kenapa, padahal 4 hari yang lalu gw juga barusan dari Jogja. kepikiran kayak naik bis aja, di tiket ditulis waktu berangkat jam 11.15, ya bus berangkat jam segitu. Dateng jam segitu juga masih diterima. Sial bener bener sial banget.

“Mbak tolong di check, next flight ke Jogja masih bisa gak?”
“Kalo yang ekonomi, ya jadi cadangan mas. Kalo kelas bisnis seh masih ada”
“Kalo cadangan mungkin dapet gak mbak? Kalo gak dapet, terus saya terbang kapan?”
“Ya 50-50 seh mas dapet ato nggaknya. Kita gak bisa jamin. Kalo gak dapet ya mas terbang besok, kan tiketnya masih berlaku sampe tanggal 19 April, mas”
“Iya seeh,Wah gak bisa kalo saya besok, soalnya besok saya pagi ada acara. Kalo kelas bisnis nambah jadi berapa?”
“Bentar mas“.

Petugas lion air-nya mulai sibuk hitung dan mengechek. Gw sendiri juga dah pasrah kalo terpaksa naik kelas bisnis. Mungkin kalo besoknya gak ada acara, gw mending pulang dan terbang besok.

“Nambah 199 ribu mas”
Gw jadi lemes denger 200ribu. Itu mah 100% dari harga tiket yang kubeli kemarin. Niat dapet tiket murah eh jadi nambah 200ribu gara-gara kebodohan gw juga..
Ku raba saku celana belakang, Ya ampuuun dompetku ketinggalan,ATM juga…Sialan, Apess..bener2. Untung sisa-sisa uang di celana masih ada.

“Ya udah mbak, saya ambil kelas bisnis“.
Yah, untuk kesekian kalinya gw naik pesawat kelas bisnis. Yang gw tahu seh bedanya cuma duduk di depan dan dapet makan. Makanya itu gw gak butuh kelas bisnis, beda harganya 2x tapi nyampenya sama plus nahan lapar buat 50 menit perjalanan seh gak pa pa. Tapi kali ini lumayan ada business lounge. Cuma gw jadi aneh sendiri, berpakaian biasa dibandingkan bapak-bapak dan ibu-ibu yang bergaya. Merasa teralienasi aja disana.

Berhubung gak terima nambah 200ribu, jadi agak kalap makan di Lion business lounge. Gw makan 5 tangkup sandwich dan dua gelas jus jeruk. Yaa kenyang banget tapi tetep aja gak ngilangin bete nambah 200ribu.
Huh! kelas bisnis yang nyaman jadi gak nyaman lagi.

***
masih seperti dulu
tiap sudut menyapaku bersahaja
penuh selaksa makna….


Berangkat jam 13.40 WIB, akhirnya nyampe di Jogja jam 14.40. Dijemput sama Faiz, adik gw, sambil ngomel-ngomel nungguin ketidakpastian terbangku, kita langsung ke kawansan Malioboro,ngambil kartu di XL center trus beli batik di Margaria,
Jogja, walaupun gw cuman tiga tahun tinggal disana, itupun jadi anak kost, yg tiap taon pindah. Gak taw kenapa. Its fil laik homm. Mungkinkah Ehh…?? - Ah udahlah….(mengingatkanku akan tragedy itu)

Keluar dari airport gw ngerasain perasaan damai. Emang bener kata orang-orang,
rumah adalah dimana hati berada. Sejauh-jauhnya gw pergi, tetep aja gw ngerasa lebih damai berada di rumah dengan keluarga.
Nikmat…tiada kebahagiaan yang bisa tertandingi selain berada bersama mereka.
“thats true my dear….. home is where your heart belong “….-

Hari Kartini

Kemarin, 21 April adalah Hari Kartini. Kartini adalah salah satu pejuang wanita dalam bidang pendidikan dan hak asasi wanita di Indonesia. Tokoh pejuang emansipasi wanita, begitu konon katanya. 21 April sebenarnya adalah tanggal lahir beliau di Jepara. Terlahir dari keluarga berada yaitu Bupati Jepara, maka kartini pun bisa mengenyam kehidupan dan pendidikan yang lebih dibanding yang lain waktu itu. Lebih jelasnya pasti sudah pada tahu di pelajaran sejarah dulu..

Waktu saya sekolah menengah pertama dan atas, Yang saya sering ingat kalo hari Kartini adalah beberapa hari sebelumnya ada pengumuman dari sekolah untuk mengenakan busana khusus, busana daerah pada khususnya.

Kalo saya sendiri yang agak mbalelo ini, pasti tidak mungkin buener-bener pake baju adat Jawa, yang harus pake sorjan, dan blangkon, Biasane saya pake pakaian adat daerah “antah berantah”, pake celana panjang, baju lengan panjang dan sarung dilipat setengah terus pake peci. Udah beress…Temen saya waktu smp yang orangtuanya dari madura malah pake khas madura, celana gombrong, baju garis-garis merah putih dan penutup kepala, maksudnya biar kayak warok madura, eh..malah mirip tukang sate, hehehee…Ada temen yang malah kayak embok-embok di pasar, yang pasti kita semua menahan geli..Huahahaahaa.

Pada hari H, paginya Upacara dulu, lalu biasanya tidak ada pelajaran, Ini yang paling menyedihkan, karena saya termasuk anak yang rajin belajar, rasanya sayang sekali kalo tidak ada kegiatan KBM, otak rasanya kosong, seandainya banyak orang seperti saya ini, wahhh ndak terbayangkan, akan semaju apa negeri kita. Sayang sekali, itu tak bertahan lama.

Biasanya setelah upacara lalu dilanjutkan berbagai acara, seperti Lomba Pidato,merangkai bunga, memasang dasi, dan yang paling utama adalah memasaakkk, yang merupakan salah satu hobbi saya.

Waktu smp, saya enggak mau kalo dapet jatah bawa alat-alat yang “memalukan”, kayak wajan, kompor dll, karena sekelompok terdiri dari 5 orang ,biasane saya akan minta jatah bawa piso. Pas sma, kayaknya per kelas, jadi kebagian makannya aja. Menunya juga itu-itu aja, Nasi Goreng ++ ato kalo enggak Bakmi Goreng ++. Pernah plus-plusnya ..minyak tanah juga lho..

Yang paling menggelikan adalah pidato temen SMA saya dengan menggunakan bahasa inggris si Yusman, dia tinggal di kotagede, sebuah tempat legendaris di Jogjakarta. Ehh..dia inggrisin jadi I live at BigCity…
Wis, pokoknya Hari Kartini itu menyenangkan, Sungguh….

Gempa Jogja

Bencana bisa merupakan teguran,
bisa juga bentuk ujian dari Allah


05: 57 - 27 Juni 2006

Call : Keraton 2

“ Assalamualaikum Mas, Mas barusan ada gempa kenceng banget, mobil Mas Iz jalan sendiri, mobile bapak malah nabrak tembok. Gak usah liat TV Mas, aku bisa liat live ini Merapi lagi meletus, keren banget. Itu Kawat listrik diatas malah bunyi kenceng banget. Tapi tempate dewe gak papa Kok. Ngeri banget Mas, tenan,….., etc-etc “

Oalah….maklum masih anak kecil walopon perawakannya udah gede, bilang ada gunung meletus malah seneng. Hahh, merapi meletus…batinku, Kuliat tv jam 06.00 belum ada beritanya. Jam 07.00 baru Metro nayangin adanya Gempa di Jogjakarta dan sekitarnya, tapi waktu itu yang ditayangkan daerah KulonProgo, teriak histerik orang-orang di jalanan, membuat aku merinding, masih segar di ingatanku ini mirip waktu orang-orang di Aceh lari-larian waktu ada Tsunami 2004 yang lalu.

Ternyata Info via telp tadi salah, Gempa bukan gara-gara Merapi, yang selama ini jadi isu santer di setiap berita-berita. Gempa mengguncang berasal dari daerah selatan, info lanjutannya saya liat di tv sekitar jam 09.00 an…

Yach musibah itu terjadi lagi….kini gempa mengguncang Jogja dan sekitarnya, lebih tepatnya daerah Bantul, Klaten dan deket-deket situlah. Tak kurang dari enamribu jiwa melayang, meninggal tertimpa reruntuhan akibat goncangan selama kurang dari 1 menit.

Jam enam pagi kurang dikit , ini bagi orang-orang di sana budaya wedangan sedang berlangsung, sambil nyeruput teh, susu ataupun kopi sambil nyamil gorengan. Ato yang agak rajin “dipaksakan” kayak saya mungkin lagi lari pagi di jalan raya. Ya..kebanyakan mereka masih tinggal di rumah.

AA Gym dalam salah satu ceramahnya bilang seperti ini “Penafsiran setiap kejadian tergantung bagaimana kita menyikapinya. Bagi orang-orang yang kuat sabar menghadapinya dan yakin akan kuasa Illahi, musibah ini akan meningkatkan derajat mereka di mata Allah. Sementara bagi yang bermaksiat dan kebaikan berjalan beriringan bencana ini merupakan peringatan. Dan bagi yang benar-benar jauh dari jalan Allah, bencana ini merupakan persekot sebelum Azab yang sesungguh nya menimpa mereka.”
Waallahualam.

Menurut saya ,tidaklah begitu penting itu merupakan azab, peringatan atopon musibah. Yang terpenting menurutku justru lebih baik kita segera bertobat dan semakin mendekatkan diri kepada Allah swt. Astagfirullahaladzim, kita terlalu banyak dosa.

Banyak hikmah yang bisa kita ambil diantaranya adalah bahwa manusia itu kecil banget, tak berdaya oleh Alam, tidak ada gunanya kita menumpuk harta dan kekayaan, ini menjadi bukti bahwa dalam sekejap, Allah bisa membalikkan keadaan.Kunfayakun
Sehingga, fakta bahwa kita tidak bisa memprediksi nyawa seseorang kapan, dimana, dan bagaimana akan meninggal.

Beberapa hari yang lalu ketika saya sempet membaca Koran, tidak tega untuk meneruskan membaca, saya miris denger anak kecil korban runtuhan rumah sambil merintih bertanya kepada Ibu nya, “Sampe kapan keadaan kita kayak gini ?”.
Stoplah saya membaca….Kenapa ? Iya…mereka dekat dengan kita, mungkin ribuan orang itu adalah sodara dari temen saya, ataupun temen dari sodara saya. Ataupun temennya temen saya. Banyak temen-temen saya jaman SMA berasal dari daerah Bantul, tepatnya dimana saya kurang begitu tahu. Sampe saat ini juga belum saya denger kabar dari mereka-mereka itu. Semoga Allah memberkan keselamatan bagi temen-temen dan keluarganya.

Dan kita melihat Gempa yang dialami saudara-saudara kita di Jogjakarta,.ternyata kedudukan manusia adalah sama di depan hukum alam, siapapun dia, apakah Kraton Jogja, atau rumah rakyat jelata, Mall Ambarukmo, atau Mall Saphir Square yang megah tiada tara, semuanya retak, dan tak berdaya,.begitulah,.sehingga kita tidak lagi berpikir bahwa aku berbeda, aku kecil, aku ini golongan anu, golongan itu, tidak masalah kita tidak memiliki apa-apa selama orang-orang lain memiliki kita. Saat ini banyak orang kaya kepepet ke luar negeri. dikejar-kejar petugas pajak,atau takut rumah waletnya dibakar massa, dan kita hanya bisa tersenyum, karena tidak terbebani oleh perasaan seperti itu.Oleh karena itu perbanyak ibadah, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari.

Adzan Subuh hampir tiba, Marilah kita berkumpul dan bagi yang shalat, shalatlah. Lalu coba bertanya dan renungkan, siapa tahu adanya musibah ini ada perubahan dalam diri. Semoga


Juny 2006
Jatibening 04.17

Dunia Fantasi

dedicated for my best fren
Jza’,32years,single,metrosexual,jakarta


Sering tanpa sadar, dunia fantasi menguasai hidup kita.Pikiran kita ini dipenuhi dengan hal-hal yang fantasi...lihat iklan Nokia kok seperti melayang-layang aduh...ceweknya cantik banget, rasanya selangit.makanya kita heran Indonesia ini menjadi pasar terbesar penjualan Nokia Communicator. heran?

Kalau siang hari, kita membayangkan kehangatan kelembutan pijatan spa, makanya kita suka nongkrong di Starbucks ataupun Dome, hanya memenuhi fantasi kita. Kita lihat cewek, apalagi... fantasi kumat.Kita mau beli sepeda motor, maunya yang CBR yang seperti Tom Cruise, padahal harganya Rp 25 juta.

Beli Jam Tangan kalau gak Tag Heuer, Omega,… paling alergi sama Alba.

Kerja rasanya seperti melayang kayak Superman, didorong oleh mobil kantor, dan name card BUSINESS ASSOCIATE, padahal artinya Salesman.

Kita tidak sadar, kalau disurvey....

Berapa budget beli hp? Rp 5 juta (padahal Samsung CDMA Color hanya Rp 800,000)
Berapa budget makan siang? Rp 30,000 - minimal, itu juga beli di AW atau Texas, (padahal beli nasi pakai kuah ayam, plus perkedel jagung dan telor ayam hanya
Rp 4,000). Berapa budget beli Komputer? Rp 12,000,000 (Ya ampuun…teman2 saya beli komputer hanya Rp 2,100,000)
Berapa budget transport? Rp 50,000 (naik taksi dong) padahal naik angkot hanya Rp5,000

Orang hidup banyak ketergantungan dengan fantasi, lupa bahwa hidup itu sebenarnya tidak butuh banyak. Buat apa kredit bank KTA Rp 150 juta? astgfrullah... sewa rumah
Rp 25 juta sudah dapat paling bagus, buat beli sepeda motor dapat 50 buah. mau jadi juragan ojek?

Mulai hari ini hilangkan ketergantungan pada uang, cukup Rp 15,000 sehari. sisanya kasih kepada istri.Istri kita kasihan, mau makan siang gak jadi, mau hemat, makan Indomie di kantor gratis.... mereka hanya butuh Kerupuk Rp 1,000 saja.

Lupakan fantasi, mulai hidup pada kenyataan. Jangan ambil Kartu Kredit lagi, apalagi KTA, itu lintah darat yang dilegalkan.

Hari gini masih mau tetep gengsi dan berfantasi ? Oh…Trully Indonesian sekali anda.

sunday morning,00:49
jatibening.

Book, Love & The Café

. “Bukankah semua diciptakan secara berpasangan ??”

Tuhan menciptakan makhluk secara berpasangan. Yups, its absolutely true. Coba deh kita pikir sebentar, betapa garingnya dunia kalau tidak demikian. Ada siang ada malam, Ada Panas ada dingin. Mungkin akan membosankan kalau setiap hari adalah adalah siang dan bagaimana setiap hari kita mengalami musim hujan tanpa berganti musim panas. Ada yin ada yang. Semua diatur berjalan dengan seimbang. Itu juga sebabnya kenapa laki-laki diciptakan untuk berpasangan dengan perempuan. Seperti hawa yang diciptakan untuk menemani Adam. Ya…dengan kata lain semua ada jodohnya.

By the way, lepas dari jodoh, pernah nggak sekali-kali memperhatikan seseorang yang sedang membaca buku ? Baik itu di rumah, QB World, Ak’sa’ra ( sengaja yang di sebut toko buku dua itu aja, karena gak mungkin yang disebut Perpustakan UI Pusat, ato Perpustakaan Nasional ). Karena cuman toko buku itu yang ada café nya dan recommended, yang laen ada juga mungkin, tapi gak terlalu ngikutin saya sekarang.
Rata-rata kalau saya liat, para bookish itu senang dengan “ditemani” elemen yang sangat-sangat penting. Lagu yang cenderung tidak berisik (like jazz, offcourse) dan secangkir-dua cangkir kopi, merupakan sesuatu yang wajib dan kudu ada saat membaca.

Lantas apa hubungannya jodoh dengan buku ??

Kalo boleh menjodohkan, maka saya akan menjodohkan buku dengan suasana. Setuju ? Harus-. Sebagai orang yang suka banget ma buku, selain secangkir kopi dan musik yang pass, saya kadang juga membutuhkan tempat yang enak untuk membaca ato sebisa mungkin menciptakan suasana yang nyaman untuk menikmati lembaran-lembaran buku.
Suasana juga merupakan factor penunjang yang penting yang membuat ritual membaca buku menjadi lebih khusyu…ehm.
Meski sudah ada pendukung seperti kopi, mood membaca bisa tiba-tiba ilang kalau suasana tidak membangun, apa lagi suasana hati.

Karena itu kalo lagi ke Ak’sa’ra atau QB saya seneng berlama-lama disitu. Lagu-lagu Incognito,Al Jarreu, Diana Krall dan tentu si cantik Norah Jones dan lainnya, yang pas menyambut saat memesan kopi sambil cari-cari buku yang cocok untuk menemani.

Pilih tempat duduk yang nyaman dan langsung membaca sambil sesekali membiarkan bibir menyeruput Moccacino ataupun Ice Cappucino. Beberapa jam berlalu tanpa terasa. Dijamin, pasti.

Well, kembali ke topic pasangan. Kalo status anda saat ini masih single, silakan berharap semoga ketika anda sedang membaca buku dengan khusyuk sambil nge jazz, dan nyeruput kopinya, di Ak’sa’ra yang di Kemang ato QB WorldBook, ada seseorang duduk di samping yang mengulurkan tangan untuk berkenalan. Dan siapa tahu, dia adalah jodoh anda yang selama ini ditunggu-tunggu. Bukankah semua diciptakan secara berpasangan??
Cuit-cuit cuuuuiiiiiiiiittt……
Ehm..ehm-



Please give u’r opinion about sex in the café, Jzal ! I’ll wait for it
Lupa kapan terakhir ke Aksara n QB, uda luamaaaa bgt-

Apa yang kita sombongkan ?

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya
terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain. Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain. Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh factor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri dan kepercayaan diri. Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan, kita sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu EGO di satu kutub dan KESADARAN sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi. Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan. Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju KESADARAN sejati.

Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan.

Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah MAKHLUK FISIK, tetapi MAKHLUK SPIRITUAL. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong. Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Tentu masih ingat dalam sebuah pelajaran Fisika. Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.

Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

best regards,

Menjadi bodoh itu bahagia

Saya barusan chatting sama seorang temen maen jaman kuliah dulu. Yah..mungkin ini salah satu media kita untuk ber-hai ria, murah meriah, di sela-sela kesibukan kita masing-masing. Selain telp, sms…Itu benar,.. soalnya daripada kita hang out di café ato tempat lain,..heeeh.. aku yang sering ditodong dan dipaksa mbayarin..Fiuhh... Kita suka maen bareng, sama yang laen juga. Temen kita ada Opa, Emak..dll, kyk kluarga..
Namanya Antie, karena orang sunda, kami manggilnya Teteh….,Musuh Tapi Mesra,!

Antie_teh: ker naun yeuuh
Antie_teh: sibuk ?
faiz_chan: ehhh..kumaha damang, teh. Kamana aja? Abroad teruuussss yak…?
faiz_chan: msh ngeberesin beberapa quotation n proposal
faiz_chan: abis itu pulang dah
faiz_chan: lagi sibuk ya Say? kok invisible?
Antie_teh: wah ..maenya inpisibel
Antie_teh: teuing tah
Antie_teh: ngenah gitu kahirupan kamu..hihih..selalu bahagia
Antie_teh: ngiriiii…gue..
faiz_chan: gw yang hrusnya ngiri….jalan2 pake duit Negara lo,…hehee


Hah?? ya ya ya.. satu lagi makhluk yang ngomong begini sama saya. Banyak yang bilang hidup saya seneng teruuus. Banyak yang bilang saya orangnya ceria teruuus, nggak pernah susah,gak pernah sedih,.. .Ehm..ehm..
Ceuk Sahaaa?????

faiz_chan: ah.. itumah gimana kitanya aja ngebawa enak
faiz_chan: kalo dipikir ga enaknya mah.. kapan mau hidup senang??
faiz_chan: hahahahaha
faiz_chan: ikuti nih petuah gw
faiz_chan: MENJADI BODOH ITU BAHAGYA
Antie_teh: hiaehiaehiae..iya sih...
Antie_teh: tapi gue ga ada yg bisa dibagi kebahagiaan ..*teuteup*
Antie_teh: dengan menajdi bodoh ga ngliat susahnya idup maka kita bisa bahagia?
Antie_teh: seperti itu say?
Antie_teh: huhu,woiii…
faiz_chan: btul btul
faiz_chan: dengan menjadi bodoh kita jadi ga banyak nanya, ga banyak pengen, ga banyak nuntut.
faiz_chan: jadi ya nrimo aja kata orang jawa, lempeng
faiz_chan: hahahaha


Begitulah.. sejak menemukan quote itu.. kami-kami yang tergabung dalam keluarga BODOH ini menjadi lebih bahagia, sodara-sodara..

Antie_teh: but i dont want to be stupid
Antie_teh: lah
Antie_teh: klo gitu ngapain kita usaha ?
faiz_chan: usaha seperlunya aja
faiz_chan: usaha sama ambisi tipis bedanya, Teh
faiz_chan: don’t take it too serious about life
faiz_chan: bikin capek


Yah yah yah.. banyak pengennya itu capek. Termasuk juga kalo kita pengen bahagia. Toh bahagia itu ga bisa dipaksa datengnya. Kaya jelangkung.. datang tak diundang, pulang tak diantar.


Antie_teh: aoehhoaeo...anjrit..ambisi ma usaha tipis bedanya..*bisaan maneh*
Antie_teh: telak pisan eta…

Relationship

If you dont take the game seriously, it is no fun, but when you take it too seriously, it will break your heart

Begitulah sebuah pepatah alam permainan golf. Jika emosi kita terlalu terkait dengan permainan ini, maka akan sering terjadi hal-hal yang menyakitkan hati. Sebaliknya tanpa menjiwai permainan golf maka kita tidak merasakan fun yang dapat mengangkat spirit jiwa kita.
Hubungan antar manusia, baik keluarga, family, kawan, kerabat, klien, calon customer dan dimanapun merupakan sumber kebahagiaan sekaligus sumber frustasi, pleasure and pain. Terkadang kita tidak habis pikir bagaimana berkomunikasi di rumah,di kantor, ataupun dengan klien, karena seringnya terjadi konflik, baik dengan teman, sahabat, orang tua maupun rekan . Ucapan-ucapan seperti ini kerapkali terdengar :
Ibu Santi orangnya susah, maunya menang sendiri dan tidak bisa bekerja sama

Mr. BT itu selalu bikin orang merasa takut dan di bawah tekanan Tidak menghargai usaha dan sukar percaya Kerja jadi tidak nyaman
.
Saya pulang terus dinner sama orang... HP ketinggalan di mobil. Kok kamu nggak percaya nelpon missed call sampai 21 kali...


Sebaliknya, di luar sana selalu saja ada orang yang terlihat selalu ceria, bisa berkomunikasi dengan siapapun, baik di kantor, di pesta ataupun di rumah tangganya. Semua karyawan yang bekerja di departemennya dapat merasakan aura positif dan gembira, juga para sahabat, bahkan orang yang baru kenal. Saya percaya bahwa individu-individu yang memiliki beautiful mind, dimana orang tidak hanya merasakan keberadaannya secara fisik (ganteng, cantik), tapi juga dikenal berhati baik dan bersahabat itu bukan sekedar keberuntungan atau bawaan dari lahir, namun bisa dipelajari.

Kunci bahwa memikirkan orang lain di luar diri kita, yang nantinya akan menjadi sahabat kita, tidak hanya acquaintance atau sekedar kenal, tapi sebagai friend- teman dan sahabat. Bagaimana kita merefleksikan bahwa hubungan antar manusia merupakan echo of life, selalu kembali kepada kita seperti yang kita berikan kepada orang lain. Saya percaya dengan hukum kekekalan energi : Energi yang dikeluarkan sama dengan energi yang diterima,..Dimanapun kita berada, akan menjadi bersinar, bloom where you are planted, dan sinar yang paling indah didapat apabila kita bersinar bersama para sahabat kita.

Jakarta, Desember 06

Hidup Jangan Kepepet….

Sering kita merasa, hidup ini penuh tekanan, penuh beban dan solah-olah kita merasa hidup kepepet.. hidup penuh keterpaksaan..Rasanya seperti taksi, setoran PLN, setoran Citibank, setoran PAM, belum lagi tagihan Pulsa Telpon, iuran kebersihan & keaanan komplek,dst-dst ... sepertinya hidup ini penuh dengan beban yang tidak mau istirahat..

Pepatah mengatakan bahwa "seseorang tidak dapat memperoleh keuntungan yang besar bila mau cepat, atau tidak mengerti hidup.."

Hidup kita ini sepertinya selalu urgent, selalu mendesak, selalu terpaksa, mau diterusin kok Lumpur makin dalam mau balik takut kecebur selokan lumpur...

Lalu ada yang bilang..."Hidup jangan kepepet?" Bagaimana? Pernahkah kita memikirkan... hidup kita ini seolah-olah selalu digenangi lumpur, dan hidup seolah-olah selalu di pengungsian, dan kita hanya menyalahkan orang-orang kaya yang hidupnya berkelebihan? Ataukah, bisakah kita hidup merdeka, terlepas dari beban? dan hidup bebas berkarya menurut kata hati kita?

Pernahkah kita berpikir apa penyebab semua keterpaksaan ini?
Pertama, Kita nonton TV acaranya kalau tidak anak tiri yang diperkosa bapak tirinya, atau Isinya bapaknya gebukin anak laki-lakinya setiap hari, atau suami selingkuh dengan istri muda.... Rasanya hanya 5 menit saja, kita merasa mau muntah... Bagaimana tidak tertekan kalau setiap hari kita dijejalin acara begitu?
Kita ini hidup bukan begitu..... Hidup yang sesungguhnya adalah bagaimana merawat mawar, melati, kamboja, atau merawat burung dan ikan yang sehat, bukannya gebukin anak kandung kita, apa kita sudah edan?

Makanya jangan nonton TV, apalagi setiap 15 menit kita dijejalin dengan iklan mobil baru, handphone baru, sepeda motor baru, rokok baru, aduh..... Bagaimana tidak kepepet?

Sebetulnya kita ini memepetkan diri sendiri dengan mau dijejali iklan konsumtif yang perucuma tidak berguna. Coba kita pikir, apa bedanya, Honda Jazz, Toyota Yaris, atau Kia Picanto ?

Terus apa bedanya Suzuki Smash, Honda Supra Fit, Yamaha Jupiter MZ atau Suzuki Scorpio? Apa kita mau terbang kecepatan 250 KM per jam? Semua itu sebenarnya sama saja, hanya ego kita saja yang maunya membeda-bedakan.Hakekatnya sama aja..

Yang kedua, Kita merasa hidup ini tergantung uang... Padahal sesungguhnya uang itu sama saja, baik itu Rp 10,000,000 atau Rp 10 Milyar atau Rp 100 Milyar, bedanya hanya nolnya saja, tapi rasanya sama saja. Punya uang Rp 10 juta kita mikir aduh gak cukup ke Thailand ato Hongkong? Punya uang Rp 100 juta kita mikir aduh gak cukup beli Toyota Fortuner ..."Uang itu satuannya bukan Rupiah atau Milyar tapi satuannya adalah gaya hidup. semakin besar uangnya semakin tinggi gaya hidupnya, jadi hasilnya sama saja." Orang yang punya Rp 10 Milyar akan sibuk berangkat ke Las Vegas, ujung-ujungnya juga habis sebulan, sama dengan kita habiskan Rp 4 juta habis sebulan juga..

Orang miskin tidak pernah merasa problem kalau dia melihat uang dengan pecahan Rp 1000. bayangkan, berapa banyak uang Rp 500,000 kalau dipecah Rp 1000an?
banyak banget.,..Orang kaya satuannya bukan Rp 1000 tapi K. Artinya apa?
1 K itu artinya US$10,000. Jadi kalau uang hanya Rp 2 Milyar itu adalah 20 K. Ngomongnya... aku dapat proyek, tapi tidak aku ambil karena dibawah 2 K. artinya dibawah US$ 2 Kilo, atau US$ 20,000 atau Rp 200,000,000. duit segitu juga terasa kecil... hanya 2 K..akhirnya duit itu sama saja, orang kecil melihatnya Rp 1000an, orang besar melihatnya berapa K?

Terakhir, Kita merasa bahwa selalu ada yang harus ditaklukkan. Waktu sekolah kita merasa harus mengalahkan teman2 sekelas, menjadi Ranking 3 besar. di kantor, rasanya office politic menjadi makanan sehari-hari menjadi mantra untuk mengalahkan pihak lawan, apalagi saat kita pitching berhadapan dengan lawan. Dan kita cenderung untuk mengomentari ketidak adilan. Rasanya kalau lumpur Sidoarjo kita tumpahkan di depan Kantor Menko Kesra kita menjadi puas, kalau perlu lumpurnya kita semprotkan saja.... Dan kita selalu menyalahkan pihak yang Otoriter, pihak yang menindas..Namun kita tak berdaya.. kita hanya bisa menyalahkan Jusuf Kala dan Amerika saja... Harga minyak kita persalahkan, dan kita tidak mampu mengalahkan mereka..Dan kita tak berdaya..Sesungguhnya, Hidup bukanlah untuk dikalahkan, dikuasai, atau dilawan..

Hidup adalah untuk diikuti alurnya... dijemput, dipeluk, bukan dilawan.

Friday, May 25, 2007

Character

Character
“Karakter yang baik, lebih patut dipuji daripada bakat yang
luar biasa. Hampir semua bakat adalah anugerah. Karakter
yang baik, sebaliknya, tidak dianugerahkan kepada kita. Kita
harus membangunnya sedikit demi sedikit --- dengan pikiran,
pilihan, keberanian, dan usaha keras”
Ada seorang teman berbagi sebuah cerita, tentang sebuah kampung di daerah Kartasura,daerah
Surakarta tempat mertuanya tinggal, berpenghasilan perbulan hanya Rp 200.000. Tapi percaya
atau nggak, sekitar Rp 150.000 dibelanjakan untuk kredit DVD. Sisanya ya untuk hidup seharihari.
Saya menggeleng kuat. Inilah yang saya sebut mentalitas miskin.
Tapi yah begitulah, meski dengan empat belas karakteristik miskin yang ditetapkan, masih sulit
mendefinisikan miskin itu sendiri. Karena sejujurnya saya pikir, pada masyarakat kita, miskin itu
sudah menjadi mentalitas. Bukan lagi kondisi dan keadaaan. Tapi karakter.
Kurangnya pendidikan, memang. Menimbang mana yang penting dan mana yang tidak penting.
Tapi mentalitas miskin inilah yang membuat mereka menilai ’bungkus’ terlalu tinggi dan
mengabaikan ’isi’. Menilai tinggi sesuatu yang tampak diluar dan mengabaikan tumbuh kembang
didalam. Memilih membeli televisi dan dvd ketimbang membeli susu untuk gizi bayi-bayi mereka.
Saya jadi teringat cerita dengan Mr.Venkatesh, orang Pentasoft. Asli orang India, bercerita bahwa
dia sudah menjelajahi seluruh mall di jakarta dan dia takjub setiap kali memasukinya. Saya heran,
memangnya di negeri asalnya tidak ada, dan dia dengan tegasnya mengatakan tidak ada. Ooh, saya
paham, dia dulu di Bangalore, bukan pusat India. Aaah, tapi jika Bangalore disamakan dengan
Semarang – sama-sama bukan ibu kota -- , masih timpang juga, bahkan di Semarang pun mallmall
besar berdiri megah.
Yah, itulah mentalitas Indonesia. Lihat, mall-mall mewah berdiri megah, sedangkan pusat
pendidikan terabaikan. Buku-buku mahal sekali. India, lanjutnya, mungkin seperti Mr.Venky tadi
bilang, no mall at all, atau setidaknya tidak ada yang semewah di Indonesia, tapi di Kompas pernah
dimuat profil sekolah kedokteran terbaik di dunia dan adanya di sana. Fiuhhh….
Dua orang temenku, suami-istri, yang jadi kayak sodara bagiku, Rizal ama Mba Sisil kebetulan
baru pulang dari menyelesaikan S2-nya di Inggris dengan herannya berkata, “handphonehandphone
di Indonesia bagus-bagus ya. Semua handphone terbaru, ada dan dibeli. Sedang di
Inggris yang notabene negara adidaya, gaungnya tidak seperti ini” . “Lha yo…wong Nokia 9500i
aja launchinge di Gran Melia Mbak”. Mmmh… saya jadi ingat juga sahabat dan beberapa teman
saya yang menghabiskan gaji satu dua bulannya hanya untuk membeli handphone jenis terbaru.
Padahal dia baru bekerja hitungan bulan. “Style, say….gmana seh lo, lo aja yang ketinggalan
jaman!”, katanya centil. “Damn” kataku. Saya Cuma tertawa kecil. Yah, antara paham dan heran,
tapi inilah mentalitas masyarakat Indonesia kebanyakan. Lebih menyukai ‘bungkus’, daripada ‘isi’.
Kalau menurut istilah marketingnya Pak Hermawan Kartadjaya, lebih mementingkan ‘context’
daripada ‘content’, itulah market Indonesia.
Mentalitas. Karakteristik. Apapun namanya, jika telah mendarah daging, berat untuk dilepas.
Karena karakter itu ibarat otot. Otot-otot karakter akan menjadi lembek apabila tidak pernah
dilatih. Sebaliknya, ia akan kuat dan kokoh kalau sering dipakai. Seperti seorang binaragawan yang
terus menerus berlatih untuk membentuk ototnya. Otot-otot karakter juga akan terbentuk melalui
praktik-praktik latihan, yang akhirnya akan menjadi kebiasaan.
Saya khawatir jika tidak ada yang berubah dengan mentalitas miskin bangsa ini tahun-tahun
mendatang, Kartu Kompensasi Bbm yang katanya merupakan usaha awal untuk meluncurkan
kartu jaminan sosial untuk orang miskin akan justru memperberat masalah bangsa kita. Hahaa....
karena alasan sederhana, orang-orang justru akan berebut menjadi miskin dan malas bekerja.
Mengutip ucapan Al Ghazali kalau akhlaq adalah tabiat atau kebiasaan dalam melakukan hal-hal
yang baik. Jadi, karakter ’miskin’ tadi meski sudah menghujam jauh ke akar masyarakat kita baik
menengah kebawah atau pun keatas, harus berusaha kita lepas. Dimulai dari unit terkecil
kehidupan kita....- Tapi jika itu membuat kita jatuh dan terpuruk pada akhirnya, ....
Mungkin benar apa yang dikatakan seorang pilosof, gak taw namanya, “Karakter adalah kualitas
otot yang terbentuk melalui latihan setiap hari dan setiap jam dari seorang pejuang spiritual.”
June,06,2006
Hari sudah hampir pagi, dan secangkir kopi toraja membuat mata masih belum bisa
terpejam,...”Ya Allah kenapa orang masih saja ngeliat sesuatu dari fisik bukan pada
content nya...Astaghfirullah,semoga saya salah”