Friday, January 30, 2009

Tentang Keberuntungan

Keberuntungan adalah dividen dari cucuran keringat kerja keras.
Semakin anda berkeringat karena kerja keras, anda akan semakin beruntung.
( Ray Kroc. Pendiri McDonald's )

" Keberuntungan ", adalah sebuah kata yang selalu ingin di dapatkan oleh semua orang.
Lihatlah betapa banyak undian-undian dan kuiz-kuiz dibuat yang selalu mengedepankan keberuntungan. Sehingga banyak pula orang-orang yang tertarik untuk mengikutinya karena percaya akan mendapatkan keberuntungan itu.

Banyak pula diantara kita yang sering mengucapkan kata 'untung' ketika berkata-kata, seperti : " untung saya....ini ", " untung saya ... itu "..., bahkan ketika mendapat musibah pun kita masih sempat mengucapkannya : " untung saya tidak luka..." , " untung sakitnya tidak parah..." dan sebagainya.

Keberuntungan dapat dikaitkan pula dengan Peluang, ketika kita banyak melakukan sesuatu maka peluang kita semakin besar.
Semakin kita bekerja keras, maka peluang berhasil semakin terbuka lebar. Disanalah keberuntungan juga akan tersedia.

Orang yang beruntung adalah orang yang siap saat kesempatan datang menghampirinya

Friday, January 23, 2009

Self Promotion

It's time for another installment of our infamous Self-PromotionTM postings. Let me shamelessly quote two full paragraphs from a blog entry by Steven Levitt at Freakonomics:

You may remember Joey Cheek as a gold medal speed skater from the Winter Olympics. It turns out he is also quite smart. He was admitted to Yale, Princeton, and Stanford. (Harvard, however, turned him down.)

Parade magazine quotes Cheek as saying that he plans to study economics. And then he goes on to blow the secret we economists have so carefully guarded for all these years. He plans to study economics because “that’s what gets the chicks.”


Joey, Joey. You just can't keep a secret, can you? Here's the website of Mr. Chick Magnet himself for you ladies.

That, ladies and gentlemen, is Self-Promotion #393. (Or is it self-vilification?)

Thursday, January 8, 2009

Dari seorang sahabat

" Akh..., saran ane..sebaiknya antum jadikan faktor keshalihan sebagai indikator. Bukan faktor kecantikan atau kegrapyakan si wanita. Karena sesunguhnya kecantikan dan keramahan dia hanya akan terasa dominan sangat indah di tahun pertama saja.

Tahun berikutnya, ketika mulai banyak warna muncul dalam rumah tangga kalian, maka keshalihan si istri akan sangat menentukan keindahan rumah tangga kalian. Believe me, inner beauty dan pemahaman agama si istri akan lebih berharga bagi rumah tanggamu nanti.

Trust me! Cara dia memperlakukanmu ketika kamu jatuh, cara dia menahanmu ketika kamu melambung tinggi dan cara dia mengobati mu ketika hatimu luka, semua itu akan dia lakukan ketika dia sadar bahwa ridha Allah akan mengalir pada dirinya ketika dia melakukannya dengan petunjuk Nabi atas dirimu.

Remember, pernikahan adalah membangun cinta. Bukan menikmati cinta....

Wednesday, January 7, 2009

Purpose, Faith and Passion

Saya sering mendengar orang mengatakan bahwa dirinya selalu hidup dalam kekurangan dan kegagalan karena menjalani usaha yang salah atau memilih profesi yang salah. Mungkin Anda pun pernah mendengar atau malahan termasuk salah satu yang berpikir demikian.

Kepada mereka yang berpikir demikian sering kali saya justru bertanya dalam hati apakah memang ada bisnis yang salah? Atau adakah profesi yang salah? Selama bisnis atau profesi tersebut jujur, beretika dan tidak merugikan siapapun dimana letak kesalahannya?

Jika memang apa yang kita lakukan itu beretika, jujur, tidak merugikan siapapun dan bahkan memberi manfaat bagi orang lain namun belum juga membawa kita menuju kesuksesan yang kita impikan apa yang harus diperbaiki?

Pernahkah kita bertanya dalam diri kita sendiri: apakah tujuan kita menjalankan sebuah bisnis? Apakah tujuan kita menggeluti profesi yang kita jalani saat ini? Apakah kita benar-benar mencintai profesi/bisnis yang kita jalani sekarang ini?

Faktor internal dalam diri kita sebenarnya merupakan faktor penentu kesuksesan ataupun kegagalan yang kita alami. Untuk mampu mencapai sebuah keberhasilan yang kita perlukan adalah rasa cinta pada apa yang kita tekuni entah itu profesi ataupun bisnis. Saya sering menyebut rasa cinta ini sebagai passion. Dimana dengan rasa cinta ini kita selalu bersemangat dan begairah dari waktu ke waktu, dari hari ke hari untuk menjalani aktivitas tersebut.

Jika kita adalah seorang entrepreneur apakah kita mencintai bidang yang saat ini digeluti? Atau sekedar keterpaksaan demi mencukupi kebutuhan? Para entrepreneur yang memiliki passion kuat karena rasa cinta akan bidang usaha yang ditekuni cenderung mencapai keberhasilan ketimbang mereka yang asal jalan saja. Passion yang kita miliki akan menjadi daya tarik bagi orang-orang di sekitar kita.

Bagaimana membangkitkan rasa cinta akan pekerjaan kita? Jika kita memilih bidang usaha/pekerjaan yang memang sesuai dengan minat tentunya tidak sulit untuk mencintainya. Namun jika saat ini kita sudah berada dalam suatu usaha karena keterpaksaan (meneruskan usaha orang tua, modal terbatas, tidak ada pilihan lain, dsb.) apa yang dapat kita lakukan?

Berpindah ke bidang usaha baru memerlukan energi yang tidak sedikit, sumber daya yang tidak sedikit termasuk dana. Bayangkan jika kita tidak mencintai bidang usaha saat ini namun dikemudian hari usaha kita berkembang sedemikian rupa sehingga dari usaha itu Anda mampu menyekolahkan anak-anak kita ke sekolah terbaik, membeli rumah/mobil yang kita impikan, memberikan lapangan kerja yang menyejahterakan para karyawan, memampukan kita memberi bantuan pada mereka yang berkekurangan dan bahkan mungkin dapat diwariskan selama tujuh turunan. Akankah kita mencintai bisnis kita ini?

Ya, pertumbuhan bisnis akan menumbuhkan pula rasa cinta terhadap bisnis itu sendiri. Agar bisnis kita dapat bertumbuh yang diperlukan adalah tujuan (purpose) dan keyakinan (faith). Tanpa tujuan kita kehilangan arah, tanpa keyakinan kita tidak akan memperjuangkan tujuan. Tujuan yang kita yakini pada akhirnya akan menumbuhkan gairah (passion) dalam menjalani usaha tersebut. Dan seperti telah disebutkan di awal bahwa passion inilah yang akan memancar kepada orang-orang di sekitar kita dan menjadi daya tarik tersendiri.

Cobalah tanamkan dalam diri kita sendiri sebuah tujuan yang konkret dan benar-benar ingin serta harus kita capai. Kalau boleh meminjam kalimat yang sering dipakai Pak Tung Desem (TDW) kurang lebih demikian: kalau dilakukan membawa nikmat luar biasa kalau tidak dilakukan akan membawa sengsara yang tak tertahankan. Yakini bahwa kita mampu/harus mewujudkan tujuan tersebut dan saat ini kita berada di jalur yang benar, pelihara dan jaga selalu keyakinan itu walau apapun yang terjadi. Yakin juga bahwa segala usaha yang kita lakukan membawa kita semakin dekat pada tujuan itu. Dengan demikian jika kita sungguh-sungguh meyakininya pasti akan lahir passion. Semakin kuat keyakinan yang kita miliki semakin kuat pula passion-nya.

Cukup kita meyakini (dengan sangat kuat) dalam diri kita sendiri bahwa tujuan itu pasti tercapai dan tidak perlu menceritakan pada orang lain dengan kata-kata. Hal yang penting untuk ditunjukkan dan disampaikan kepada orang lain adalah passion yang kita miliki bukan kata-kata keyakinan kita.

Bawa passion dan keyakinan tersebut dalam berhubungan dengan siapapun. Dengan keluarga, tetangga, teman, pelanggan, mitra, dll. Yakini pula bahwa orang-orang yang kita temui ini akan membantu kita mewujudkan tujuan entah langsung maupun tidak langsung. Di atas segala-galanya jangan lupa untuk selalu bedoa dan memohon bimbingan-Nya dalam setiap usaha dan tujuan kita sebab hati manusia menimbang-nimbang jalannya tetapi Tuhan mennetukannya .

Perhatikan apa yang terjadi... (meminjam kalimat Pak Mario Teguh). Masihkah kita akan menyalahkan bidang usaha dan profesi yang kita pilih? Atau sikap mental kita-lah penyebabnya?

Sebagai tulisan awal tahun, mari kita tingatkan Passion kita menuju yang lebih baik, lebih bahagia dan sejahtera. Semoga langkah-langkah kita sebagai hamba Nya diridhoi oleh Allah SWT. Amien