Monday, May 28, 2007

Gempa Jogja

Bencana bisa merupakan teguran,
bisa juga bentuk ujian dari Allah


05: 57 - 27 Juni 2006

Call : Keraton 2

“ Assalamualaikum Mas, Mas barusan ada gempa kenceng banget, mobil Mas Iz jalan sendiri, mobile bapak malah nabrak tembok. Gak usah liat TV Mas, aku bisa liat live ini Merapi lagi meletus, keren banget. Itu Kawat listrik diatas malah bunyi kenceng banget. Tapi tempate dewe gak papa Kok. Ngeri banget Mas, tenan,….., etc-etc “

Oalah….maklum masih anak kecil walopon perawakannya udah gede, bilang ada gunung meletus malah seneng. Hahh, merapi meletus…batinku, Kuliat tv jam 06.00 belum ada beritanya. Jam 07.00 baru Metro nayangin adanya Gempa di Jogjakarta dan sekitarnya, tapi waktu itu yang ditayangkan daerah KulonProgo, teriak histerik orang-orang di jalanan, membuat aku merinding, masih segar di ingatanku ini mirip waktu orang-orang di Aceh lari-larian waktu ada Tsunami 2004 yang lalu.

Ternyata Info via telp tadi salah, Gempa bukan gara-gara Merapi, yang selama ini jadi isu santer di setiap berita-berita. Gempa mengguncang berasal dari daerah selatan, info lanjutannya saya liat di tv sekitar jam 09.00 an…

Yach musibah itu terjadi lagi….kini gempa mengguncang Jogja dan sekitarnya, lebih tepatnya daerah Bantul, Klaten dan deket-deket situlah. Tak kurang dari enamribu jiwa melayang, meninggal tertimpa reruntuhan akibat goncangan selama kurang dari 1 menit.

Jam enam pagi kurang dikit , ini bagi orang-orang di sana budaya wedangan sedang berlangsung, sambil nyeruput teh, susu ataupun kopi sambil nyamil gorengan. Ato yang agak rajin “dipaksakan” kayak saya mungkin lagi lari pagi di jalan raya. Ya..kebanyakan mereka masih tinggal di rumah.

AA Gym dalam salah satu ceramahnya bilang seperti ini “Penafsiran setiap kejadian tergantung bagaimana kita menyikapinya. Bagi orang-orang yang kuat sabar menghadapinya dan yakin akan kuasa Illahi, musibah ini akan meningkatkan derajat mereka di mata Allah. Sementara bagi yang bermaksiat dan kebaikan berjalan beriringan bencana ini merupakan peringatan. Dan bagi yang benar-benar jauh dari jalan Allah, bencana ini merupakan persekot sebelum Azab yang sesungguh nya menimpa mereka.”
Waallahualam.

Menurut saya ,tidaklah begitu penting itu merupakan azab, peringatan atopon musibah. Yang terpenting menurutku justru lebih baik kita segera bertobat dan semakin mendekatkan diri kepada Allah swt. Astagfirullahaladzim, kita terlalu banyak dosa.

Banyak hikmah yang bisa kita ambil diantaranya adalah bahwa manusia itu kecil banget, tak berdaya oleh Alam, tidak ada gunanya kita menumpuk harta dan kekayaan, ini menjadi bukti bahwa dalam sekejap, Allah bisa membalikkan keadaan.Kunfayakun
Sehingga, fakta bahwa kita tidak bisa memprediksi nyawa seseorang kapan, dimana, dan bagaimana akan meninggal.

Beberapa hari yang lalu ketika saya sempet membaca Koran, tidak tega untuk meneruskan membaca, saya miris denger anak kecil korban runtuhan rumah sambil merintih bertanya kepada Ibu nya, “Sampe kapan keadaan kita kayak gini ?”.
Stoplah saya membaca….Kenapa ? Iya…mereka dekat dengan kita, mungkin ribuan orang itu adalah sodara dari temen saya, ataupun temen dari sodara saya. Ataupun temennya temen saya. Banyak temen-temen saya jaman SMA berasal dari daerah Bantul, tepatnya dimana saya kurang begitu tahu. Sampe saat ini juga belum saya denger kabar dari mereka-mereka itu. Semoga Allah memberkan keselamatan bagi temen-temen dan keluarganya.

Dan kita melihat Gempa yang dialami saudara-saudara kita di Jogjakarta,.ternyata kedudukan manusia adalah sama di depan hukum alam, siapapun dia, apakah Kraton Jogja, atau rumah rakyat jelata, Mall Ambarukmo, atau Mall Saphir Square yang megah tiada tara, semuanya retak, dan tak berdaya,.begitulah,.sehingga kita tidak lagi berpikir bahwa aku berbeda, aku kecil, aku ini golongan anu, golongan itu, tidak masalah kita tidak memiliki apa-apa selama orang-orang lain memiliki kita. Saat ini banyak orang kaya kepepet ke luar negeri. dikejar-kejar petugas pajak,atau takut rumah waletnya dibakar massa, dan kita hanya bisa tersenyum, karena tidak terbebani oleh perasaan seperti itu.Oleh karena itu perbanyak ibadah, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari.

Adzan Subuh hampir tiba, Marilah kita berkumpul dan bagi yang shalat, shalatlah. Lalu coba bertanya dan renungkan, siapa tahu adanya musibah ini ada perubahan dalam diri. Semoga


Juny 2006
Jatibening 04.17

No comments: