Thursday, May 1, 2008

Tentang PakDe Hadi.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati............Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan dan memperdayakan
( QS : Al Imran 185)


Innalillahi wainna ilaihi rajiun

Jika Allah sudah berkehendak, maka manusia sedikitpun tidak akan mengetahui kapan dia akan kembali menghadap Nya.

Kamis, Tanggal 8 november 2007 kemarin, dengan tiba-tiba saya mendapat telp dari adik saya, Anggi mengabarkan bahwa PakDe Hadi meninggal.

Hampir saya tidak percaya, PakDe Hadi yang mana ? Tapi ternyata ya jawabannya tetep Pakde Hadi, Bapaknya Mba Linda, Mba Vita & Mba Ratna.
Terakhir ketemu saya waktu lebaran kemarin, itu saja juga Cuma sebentar karena beliau harus ikut ngurusin tetangganya yang baru saja meninggal.

Setahun yang lalu pas lebaran 2006, kebetulan kami, keponakan-keponakannya lumayan lama silaturahmi di tempat PakDe. Guyon-guyon akhirnya terungkap bahwa PakDe itu tidak bisa mbaca huruf latin, lah, terus kalo khotbah gimana PakDe, kata adek saya, ternyata ada buku berhuruf arab tapi bahasa nya Jawa. Baru ngeh saya ternyata ada buku seperti itu.

Oiya, yang bikin bangga, adalah PakDe ini juga sangat disegani dan dihormati di kampungnya sana. Padahal kita kalo guyon, wahh, ngawur-ngawuran...

Akhir cerita, ba’da ashar kami dioleh-olehi salak dan rambutan.

Menurut cerita, sebelumnya PakDe ini sehat-sehat saja, rencananya Jumat tanggal 9, abis Jumatan beliau mengundang temen-temen jamaah haji, seperti biasa acara rutin. Undangan telah di sebar, beberapa hari sebelumnya. Pada hari Kamis itu pula beliau sudah mempersiapkan segalanya.

Sebagai imam di kampungnya sana, PakDe menjadi imam dalam setiap sholat fardhu. Oiya, beliau ini orang Nahdlatul Ulama (NU). Nah itu makanya bagi orang NU, biasanya seabis sholat, maka biasanya bersama-sama berdoa dengan dikeraskan.

Saat abis sholat ashar ini, sewaktu memimpin doa, lama-kelamaan suara PakDe pelan-pelan lalu diam. Para jamaah tidak mengetahui kalau PakDe diem saat itu, setelah beberapa saat baru mereka pada kaget, kepala PakDe sudah bersender di tembok.
Karena kaget, warga langsung membawa nya ke Rumah Sakit, namun sebenarnya Pak De sudah tidak sadar sejak doa ashar itu. Pak De lalu dinyatakan meninggal saat di Rumah Sakit.

PakDe Hadi kemudian dimakamkan setalah sholat Jumat, mengingat undangan pertemuan rutin dengan teman-temannya abis sholat Jumat.

Ya, pelajaran buat kita semua, bahwa kematian itu tidak bisa diprediksi. Kalo Allah SWT sudah berkehendak maka kita harus menghadap Nya.

Sewaktu saya bercerita kepada Bapaknya si Edo, sahabat saya, beliau bilang, ”masih beruntung Don, PakDe mu meninggal dalam keadaan abis sholat, yang belum tahu itu ya kita-kita ini, meninggal dalam keadaan apa......Makanya selalu berdoa kita menghadap dalam keadaan yang baik dan khusnull khotimah ”

Maka, mari wahai diri, perbailki kembali ibadah dan luruskan niat untuk menggapai ridho Illahi.

Jt.bening 8/11/2007

No comments: