Thursday, May 22, 2008

Ingatlah saudaraku,

....cuma mo ngingetin demi kebaikan sesama muslim, untuk mencegah zina hati, juga biar gak terjerumus pacaran...

Lagi, sebuah pengantar dari pesan seorang teman yang mampir ke handphone saya.

Bada Subuh, pagi itu saya mendapatkan sebuah message dari seseorang yang saya kenal di sebuah Bandara beberapa waktu yang lalu, cukup jelas pesannya kalo kita cermati.

Kadangkala kita tidak sadar, kehidupan dan pergaulan yang kita jalani, sungguh melenceng dari ajaran agama. Boleh percaya boleh tidak, mari kita analisis dan cermati kembali beberapa peristiwa yang seringkali kita temui,

Seberapa sering kita melihat, dalam acara keagamaan, pengajian atau dalam suatu majlis taklim misalnya, berapa banyak pria dan wanita nya yang berkhalwat, pergi dan pulangnya berdua. Yang saya yakin mereka belum jadi muhrimnya. Saya melihat ini banyak sekali sewaktu saya ikut dalam Dzikir Nasional di At Tin, malam tahun baru masehi lalu.
,
Seberapa sering kita melihat, dalam pusat perbelanjaan, mall atau plasa, pria dan wanita berkhalwat.

Mungkin saya tidak akan heran, saya tidak akan protes jikalau yang berduaan itu tidak menggunakan simbol-simbol keislaman. Lha wong, yang wanita yang berkhalwat itu menggunakan jilbab, masyaAllah.

Dan tidak jarangpula, wanita-wanita muslim yang bukan mahram, dengan jilbabnya pula berboncengan dengan sepeda motor, berkhalwat di dalam mobil menuju perjalanan kantor

Dan saudara, peristiwa itu berulangkali, dan banyak sekali yang bisa kita saksikan dalam kegiatan sehari-hari.

Menurut saya, secara penafsiran ber khalwat tidak sebatas berduaan dalam suatu keadaan tertentu atau dalam ruang tertentu. Namun juga menyangkut tujuan awalnya.

Misalnya, kalo kita di transjakarta tanpa sengaja ketemu dengan orang berlainan jenis, terus kita ngobrol, tukar kartu nama, sharing pengetahuan, itu bukan berkhalwat. Alasannya, karena disitu banyak orang, dan kita juga ketemu tanpa disengaja.

Misalnya lagi, lanjutannya, dari cerita diatas, kalo orang yang tanpa sengaja kita kenal itu lalu kita janjian ketemu di suatu cafe, itu sudah berkhalwat. Walaupun di resto itu bejibun sekali pengunjungnya. Tapi menurut saya namanya khalwat.

Contohnya lagi, ada seseorang yang bukan mahram, pergi bareng, dengan flight yang sama untuk menjenguk orang tua si pria yang sedang sakit, walaupun di dalam pesawat itu banyak orang, menurut saya tetep saya berkhalwat.

Banyak sekali contoh lainnya, yang tidak bisa saya sebutkan. Anda sudah tahu sendiri dan bisa menemukan contohnya dalam kehidupan sehari-hari, ada di sekitar kita.

Subhanallah, banyak sekali, saudara-saudara muslim kita yang berkhalwat, mereka bukan muhrim, mereka belum menikah, Apa bedanya dengan orang-orang yang tidak pake jilbab, apa bedanya dengan perempuan-perempuan dengan rok pendek, sexy dan baju tipis dan terbuka. Apa bedanya, kalo cara pergaulannya sama saja ?

Bukan, saya bukan orang bersih, saya bukan orang suci. Sama sekali tidak. Memang, saya pernah mengalami, berulangkali, mangkanya saya bisa ngomong. Mungkin dengan alasan niat untuk pekerjaan, ketemuan dengan klien mungkin masih bisa dimaklumi, tapi kalo niatnya sekedar “jalan”dengan orang yang bukan muhrim, nah itu yang dosa

Astagfirullah, banyak sekali dosa yang telah saya lakukan.

Alhamdulillah saya sadar, itu semua berkat rahmat Allah, tanpa rahmat Nya mungkin saya masih menyimpang.

Allah menunjukkan jalan, saya bertemu dengan orang-orang terjaga, orang-orang yang mengetahui Islam secara lebih baik. Yang bener-bener mentaati batas-batas pergaulannya. Saya bersyukur sekali dengan keadaan ini.

Sangat berbeda sekali dengan temen-temen dan kenalan-kenalan saya yang pake jilbab namun seringkali masih suka berkhalwat, masih suka berhura-hura, makan bareng, ngumpul yang ndak jelas dan ndak ada juntrungnya, kenapa ya mereka tidak berpikir daripada buat yang gak jelas gitu mending disumbangin ke anak-anak yatim, lebih banyak manfaatnya kan, dapet pahala pula.

Islam punya ilmu dan cara tersendiri dalam mengatur pergaulan, yang insyaAllah itu syar'i dan dirahmati Allah. Mari belajar ilmu agama, mari belajar investasi untuk bekal di akhirat. Ingatlah apa beda kita dengan orang-orang pada umumnya ? Mari renungi diri.

Menurut beberapa cerita, saya kok tetep nggak yakin ya, kalo mereka yagn sering berduaan tidak terjebak dalam pacaran. Pacaran yang syari itu tetep saja nggak ada dalam islam.

Kita yang memilih, mana yg biasa pada umumnya dan yang syar'i, tergantung anda yang menjalaninya...

Seperti tulisan sms temen saya diatas, saya hanya mengingatkan sebagai sesama muslim, dan saya juga dengan sadar pernah mengalami masa-masa jahiliyah yang insyaAllah telah berakhir, masa-masa nakal saya yang telah habis.Wallahualam bishowab.


Heyyy…, yang kirim sms, CMIIW yak, MaturNuwun Di
Urban Kitchen

5 comments:

Anonymous said...

kenalan di bandara? Siapa tuh? Pak ustad dari mana?
good advice

Anonymous said...

Kok bisa sih bilang "apa bedanya dgn perempuan2 rok pendek, sexy..."

Mas yg gak aku kenal... jgn biasakan berprasangka buruk! Anda tidak tau persis kan apa yg mereka bicarakan, lakukan???

Hargailah atas usaha yg seseorang lakukan, gak gampang memutuskan utk berjilbab, jd jika wanita sudah mau berjilbab jgn di judge seperti itu!!!

(btw, kyknya baru ngerasa tobat ya? makanya jd rada sok! Saran gw sih, belajar dulu yg benar baru berbicara!!)

Anonymous said...

---> Semoga Allah memberikan kita hidayah dan inayah-Nya kepada kita agar kita bisa menjagi hamba-hamba-Nya yang ideal, Amin!.

Anonymous said...

----> Selalu belajar untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.

Anonymous said...

Sok tuh dalam bahasa sunda = silakan, monggo, ya kan ..hehee, jangan marah-marah gitu dong,

ya, mungkin "kacamata" saya yang salah, silakan saja dikoreksi
Yang pasti dibeberapa tempat yang saya lihat seperti itu, makanya mari sama-sama perbaiki, ingatkan temen-teman, kenalan dan sahabat kita,
diingatkan kalo masih ada yang pake jilbab masih sering berduaan, berkhalwat, dll

Memang saya tidak tahu persis dan detail yang dibicarakan, tapi seorang pria dan wanita berjilbab, bukan muhrim, berpegangan tangan
sedangkan kita di meja seberang, duduk bersama orang berlainan agama, dan orang lain agama ini bilang "emang boleh ya, di Islam begitu?"

Damn,apakah saya akan menjawab, "oh, itu oknum aja, dia tidak memahami islam dengan sebenarnya",
Basii,..heheee

Semoga saya yang dhoif ini tidak suudzon terhadap sesama muslim, sekedar mengingatkan saja,...

ttg bertobat, ya iyalah, selalu salah makanya bertobat...heheee

seperti di akhir tulisan "dan saya juga dengan sadar pernah mengalami masa-masa jahiliyah yang insyaAllah telah berakhir,
masa-masa nakal saya yang telah habis.Wallahualam bishowab."

Thanks bgt to anonymous , Semoga Allah memberikan hidayah dan inayahNya mjd hamba yang ideal dan selalu belajar memperbaiki diri.