Saturday, May 3, 2008

Take it or Lose it

Seringkali kita dihadapkan tantangan yang sangat-sangat banyak mempertimbangkan beberapa hal.

Namun banyak hal yang kita harus memutuskan sesuatu secara cepat. Lagi-lagi kita dihadapkan pada sebuah kondisi yang hitam dan putih.

Peluang datang selalu dengan resikonya, kita diharuskan untuk mengelola risiko (menurut EYD yang benar Risiko bukan Resiko). Makanya di beberapa program Master, ada yang namanya Manajemen Risiko.

Saya dihadapkan pada sebuah keadaan dimana mungkin anda pernah mendengar cerita yang sudah lazim dalam marketing. Yaitu, ada dua orang marketing yang ditugaskan oleh perusahaannya untuk mensurvey bagaimana keadaan pasar sepatu di Afrika. Orang yang Pertama mengatakan bahwa ”Orang-orang di Afrika tidak menggunakan sepatu, Jadi akan susah melakukan penjualan di sini.” Sedangkan orang ke dua mengatakan. Orang-orang di sini belum menggunakan sepatu, jika kita jualan di sini maka akan fantastis.”

Wow, sangat bertentangan sekali hasil survey yang dilakukan. Padahal keadaan nya satu saja. Dibutuhkan analisa yang lumayan serta segunung keberanian, untuk memutuskan... Ya, layak. Atau Approved

Kemudian dalam memutuskan layak atau tidak pun kita harus juga mempelajari semua cycle yang berhubungan dengan target kita. Jadi tidak sekedar layak namun tidak ada alasannya, misalnya cerita tentang sepatu tadi, kita harus juga menganalisis produksi nya bagaimana, shipping cost atau pengirimannya lewat mana, di sana akan dibuat dealer sendiri atau bermitra dengan pengusaha lain. Promosinya dan mengkomunikasikan kepada customer seperti apa, budget iklan below the line seperti apa, harga ke customer berapa, bisa memberikan apa ke para dealer dan distibutor yang bantu bisnis itu.

Jadi untuk memutuskan layak atau tidaknya memang cukup rumit. Memang kita bisa mengandalkan INTUISI semata, namun seperti rumus saya dalam memutuskan sesuatu, maka perhitungan LOGIKA harus masuk, setelah itu maka kita tanyakan kepada HATI, baru ke INTUISI.

Kesalahpahaman yang berbahaya tentang intuisi adalah bahwa intuisi harus digunakan dalam membuat keputusan. Penggunaan intuisi terbaik bukanlah untuk memutuskan apakah kita harus melakukan sesuatu, namun sekedar untuk menambah informasi teradap apa yang sudah diketahui dan dirasakan. Informasi intuitif tidak boleh terpisah, demikian pula data emosional (hati) atau nalar (logika).

Kerasa banget ternyata, ketika memutuskan sesuatu yang akan kita anggap Peluang atau Tantangan ini. Take it or Lose it, istikharoh dulu kali......(istikharoh kan bukan untuk cari jodo doang to)

3 comments:

Iswara, Fildy said...

intuisi niku opo toh simpelne.

Anonymous said...

weh banyak baca buku ni mas!!??

dapat dari mana tuh?
ilmu yang sampean dapat?



dari fun's kamu to!!

Anonymous said...

intuisi ya hampir sama dengan naluri itu coba baca http://donny-adjie.blogspot.com/2008/05/intuisi.html

Pantesan gak maju-maju, udah S2 gak taw arti intuisi sihhh ...Hahaha