Thursday, June 7, 2007

Yogyakarta

Pulang ke kotamu….
Ada stangkup haru dalam rindu..

…..

Tapi bait lagu Kla-Project dengan Yogyakarta nya tersebut tidak dapat diteruskan…dengan “Masih seperti dulu”..dst…. Karena Jogja memang sudah tidak spt dulu.
Mau tidak mau saya merupakan salah seorang yang rindu akan memory kota Jogja. Walaupun tidak lama saya tinggal di Jogja sewaktu SMA, tiga tahunan. Memang. Namun memori di otak ini tidak bisa begitu saja melupakannya, senang dan susah.

Di Jalan Solo, dengan masih segar ingatan saya sewaktu makan lesehan di trotoar sembari melihat orang di jalan ramai itu. Atmosfir masyarakat Jogja yang relatif lebih relax dan njawani merupakan hal-hal yang terus melekat dalam diri saya. Tak ada kota yang seenak di Jogja.

Itu dulu…sekarang..Jogja berubah….
Banyak orang-orang pendatang yang kebanyakan menempuh studi/kuliah di Jogja sekarang tidak lagi seperti Jogja empat lima taun yang lalu. Lagak anak-anak muda Jogja yang saat ini ke Jakarta-Jkartaan….gaya sinetron…atau apalah namanya yang pasti Jogja telah menjadikan kota yang tak lagi jadi idola bagi diri saya.

Sudah beberapa bulan ini saya tidak lagi singgah ataupun mampir ke Jogja. Terkecuali memang ada kepentingan ketemu relasi atau temen. Sekedar jalan-jalan ke Jogja hanya akan menimbulkan kekecewaan atas budaya-budaya khas Jogja.

Begitu juga dengan rekan-rekan saya dari berbagai daerah yang datang ke Jogja, kebanyakan kecewa dengan keadaan di Jogja saat ini. ‘ Jalan Malioboro sekarang juga gitu-gitu doang…’ kata rekan saya yang dari Jakarta. …’kayak di Blok M aja..’ begitu gerutunya.

Itu hanya rekan yang beberapa tahun lalu ke Jakarta dan beberapa hari yang lalu dia main ke Jogja.Tidak punya suatu keterikatan batin dengan Jogja, Gimana saya yang pernah tinggal di kota itu. Unggah-ungguh masyarakatnya….hilang, kebudayaan dasarnya juga tidak tampak lagi.

Okey mungkin diantara anda akan bilang walaupun cafe banyak di Jogja tapi Angkringan juga berkembang dahsyat loh…..Tapi liat dong…angkringan semakin banyak yang nongkrong juga itu –itu aja kan….Maksudnya yang nongkrong kan Cuma mahasiswa-mahasiswa ‘kere’, abang becak dan lainnya toh…


Beda dengan dulu gak peduli dia kere ato banyak duit Angkringan merupakan style khas Jogja…itu salah satu diantara yang hilang. Ngobrol ngalor ngidul di Angkringan bareng tukang becak, mahasiswa dan lainnya merupakan suatu fenomena tersendiri. Ada suatu atmosfir yang beda, betul terasa beda banget dengan Starbucks ataupun Dome yang sering saya singgahi sewaktu saya di Jakarta. Di Angkringan kita bisa ngobrol sambil nyamol makanan di depannya, salah satu kaki diangkat, minum wedang jahe, dan menunya pun menu sehari-hari kita yang tidak asing lagi. Gak perlu mikir…

Sekarang memang lebih banyak lagi kita temuin Angkringan-angkringan itu, tapi ya itu keadaan social nya sudah tidak seperti dulu lagi. Yang sama- sekarang menurut saya kok menjadi kelas bawah…Bukan begitu ?

Klo empat tahun yang lalu Jogja masih sepi tidak terlalu tepat sich,,apa ya..belum terlalu ramai kali lebih pasnya …dengan berbagai kegiatan Usaha-usaha modern dan lifestyle, saat ini jika anda mengunjungi Jogja seratus persen akan terpana melihatnya. Dunia Usaha tidak hanya mengandalkan Perak Kotagede, Ekspor Handicraft serta Pesona Jogja yang njawani. YA..Jogja sekarang bukanlah kota pelajar yang ndeso, dan ketinggalan jaman. Jogja terus merengsek mengikuti trend-tren yang berlaku. Banyak dibangun perumahan-perumahan baru, serta lifestyle lainnya yang kalo dibandingkan dengan Bandung ya…beda sepuluh-lima belas persenan. Namun saya yakin dua tahun ke depan Jogja juga nggak akan beda jauh dengan Jakarta.


Saya hanya akan tertawa lucu …Karena kebanyakan orang-orang made in Jogja (pendatang utk kuliah) itu juga pingin nongkrong di café, atau jalan kemana lah…tapi masih eman-eman dengan biaya untuk begaya….bener deh. Itu yang saya heran…Kenapa gitu loh ?


jakarta,2004

No comments: