Friday, March 28, 2008

Ikhlas

“ yang penting ikhlas….”



Itulah sepotong pesan dari sahabat saya pada minggu pagi beberapa bulan yang lalu itu, setelah beberapa hari yang lalu kita berdiskusi tentang suatu amalan.

Saya ingin mengubah paradigma saya, yang selama ini hinggap dalam pikiran dan ideologi diri saya. Bahwa dalam mengambil keputusan saya selalu menggunakan Logika, Hati dan Intuisi. Seiring dengan berjalannya waktu, saya kok jadi mikir, Logika, Hati dan Intuisi (selanjutnya saya akan menulis LHI) kelihatannya sangat ambisius dan duniawi banget.

Dengan sekedar LHI, saat kita mengambil keputusan, ada kalanya kecewa terhadap apa yang kita putuskan. Mengapa kok tidak ini, tidak itu. Maunya begini, begitu, ingin ini – ingin itu (seperti doraemon :kalo kata sahabat saya), Jadinya kok jadi seperti ini. Macem-macemlah. Tidak sesuai dengan keinginan kita.

Sekarang saya mulai sadar, mendapat hidayah mungkin, bahwa untuk memutuskan sesuatu yang diperlukan berpikir cukup besar, maka saya setelah berpikir dengan Logika Hati dan Intuisi saya, maka saya akan melakukan Istikharoh, Jadinya Logika, Hati dan Intuisi serta Istikharoh.

Seberat apapun keputusan yang akan kita ambil setelah melakukan istikharoh, maka apapun hasilnya akan terasa ringan, apapun yang Allah berikan ke kita, hati kita terasa ikhlas menerima.

Sekedar cerita saja, Saya jadi teringat sepotong Film/Sinetron Kiamat Sudah Dekat yang kebetulan saya tonton. Di situ pemeran utama diharuskan belajar mulai dari belajar membaca Iqro sampai macem-macem seluk beluk Islam. Di akhir pembelajaran, pemeran utama disuruh belajar tentang Ikhlas. Dan langsung dihadapkan pada permasalahan nyata, bahwa dia harus ikhlas terhadap keputusan. Dan dengan ilmu ikhlas itu, justru dia mendapatkan yang ia butuhkan.

Jujur, menurut saya tidak mudah untuk bersikap dan berhati ikhlas terhadap sesuatu.

No comments: