Thursday, July 24, 2008

7 Kesalahan dalam menjual

Dalam teknik menjual banyak penjual melakukan kesalahan-kesalahan mendasar, tanpa disadarinya. Padahal kalau sedikit berusaha untuk belajar, kesalahan-kesalahan tersebut tidak mungkin terjadi, sehingga target penjualan dapat tercapai. Ada 7 kesalahan yang sering dilakukan oleh penjual.

Yang pertama, penjual tidak memahami produknya. Pengetahuan tentang produk sangat kurang sehingga tidak dapat menjelaskan dengan baik kepada pelanggan. Banyak pertanyaan tentang produk oleh pelanggan, bahkan pertanyaan sederhana sekalipun, tidak dapat dijawabnya dengan gamblang. Sehingga pelanggan sering ragu dan tidak yakin dengan produk tersebut.

Yang kedua, penjual tidak siap menemui pelanggan. Persiapan yang dilakukan seperti: brosur, produk demo, testimoni, komputer, alat peraga, alat pendukung misal baterai untuk barang elektronik tidak disiapkan. Sehingga penjual kurang dapat meyakinkan pelanggan.

Ketiga, anda terlalu banyak bicara, kurang mendengarkan apa yang sebenarnya diinginkan oleh pelanggan. Bila hal demikian terjadi, pelanggan sering menjadi tidak hormat atau perhatian terhadap penjual.

Keempat, penjual tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh pelanggan baik tersurat ataupun tersirat. Kurang peka terhadap kebutuhan sebenarnya yang harusnya penjual penuhi. Misal keinginan untuk mendapat hadiah tambahan atau diskon khusus.

Yang kelima, penjual kurang peduli terhadap pelanggan. Ini adalah sesuatu yang penting. Sayangnya yang sering terjadi penjual hanya peduli dengan dirinya sendiri, misal hanya ingin target penjualan tercapaii. Setelah produk terjual, penjual tidak peduli lagi dengan pelanggan. Apakah dia puas atau bilamana produknya rusak tidak mau membantu.

Yang keenam, penjual tidak jujur dan tulus kepada pelanggan. Ini sesuatu yang serius, terlebih setelah menipu, penjual tidak merasa bersalah. Hasil seperti ini biasanya tidak panjang, karena kemudian pelangan tidak percaya lagi dengan penjual, meski penjual menjadi jujur sekalipun.

Yang terakhir, pelanggan sebenarnya tidak siap membeli produk penjual. Banyak sebab, diantaranya mungkin terlalu mahal, atau malah terlalu murah, mungkin belum waktunya dibutuhkan, mungkin produknya tidak cocok, mungkin ada pilihan lain yang lebih cocok untuk pembeli dan sebagainya.

Jadi ada 7 kesalahan umum dan mendasar yang dilakukan oleh penjual. Bilamana dihindari kemungkinan besar tingkat penjualan menjadi meningkat. Bukan berarti kita pasti sukses mejual bila ingat dan dapat mengatasi hal2 diatas, tapi setidaknya meningkatkan kemungkinan sukses kita dalam menjual.

Happy Selling

Funny Pundit on chicken Soto

Due to some costumers demand, I will not serve muffins this time. But we have chicken soto as the substitute.

Suppose you want to know what 150 million adults prefer: chicken soto or chicken satay. What would you do?

I read an observer, ….-or pundit, whatever-, has done the following: He asked 50 leading figures, or social activists, what they want to have, and found out that only four are for chicken satay, two order completely different stuff (chicken kebab), and fourty-four want chicken soto. Then he concludes that people want chicken soto.

But how on earth that he is sure that chicken soto is indeed what people want? Statistician, or anyone who ever have had Statistics 101, will quickly point out a whole range of sampling methodology issues.

Even putting that statistical problem aside, what exactly that fourty four activits mean by chicken soto? Is this the one with light yellow soup or thick coconut-milk, with rice vermicelli or not, with beansprout or not? We have so many variants, in so many localities, of chicken soto.

Our pundit also lamented that we are on the verge of doomsday. In one aspect he said that we do not get bigger as fast as Argentina. But actually we do get bigger (around 6.4 percent this year) and at the higher rate than our closer peers in the neighbourhood (4.9 percent). Not bad at all, leave alone the fact that we fell severely ill nine years ago and lost weight by 13 percent in just one single year.

Saturday, July 12, 2008

SECURITECH - BUMIPUTERA


Dear Bpk Donny,
Mohon di cek dan koreksinya untuk layout nya.
Apakah ada yg salah untuk image, spek & harganya?
Mohon kabarin saya siang ini, karena akan segera naik cetak.


Itulah sepotong Email dari Bank Bumiputera yang siang itu mampir di inbox saya.
Alhamdulillah, akhirnya produk SECURITY SYSTEM untuk pertama kali di INDONESIA masuk ke dalam katalog BANK.

Setelah ditunggu kurang lebih satu bulan, setelah meeting pertama.
Terimakasih to Pak Arya-Bumiputera, Om Dick & Aldee.

UVMS



Now, let's talk about business,Its an opportunity guys,...

Entah kenapa saya langsung merasa "klik" dengan inovasi satu ini. Dalam hati saya bilang "Ok, It's time to make a Wow".

Semangat dan ide ini ada setelah kita meeting dengan PT Metropolitan Kentjana Tbk, pengelola salah satu Mall elite di Jakarta Selatan.

Di Jakarta yang menerapkan sistem ini masih sangat terbatas sekali, kami telah install di Grand Hyatt dan BNN, serta di Pertamina Salemba.

Berlawanan dengan metode lama (Conventional) , misalnya dengan pemeriksaan menggunakan kaca cembung, pemeriksaan ban,pemeriksaan bagasi, dan lain sebagainya, Sistem lama ini membutuhkan waktu antrian kendaraan yang berakibat memperlambat arus kendaraan menuju lokasi parkir.

Under Vehicle Monitoring Sytem adalah suatu system yang inovatif dan dapat mempermudah dan mempercepat dalam deteksi Obyek yang berbahaya, sebagai contoh , senjata api, bom , narkotika dan bahan kimia berbahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan atau bahaya pada User.

Dengan Sistem Under Vehicle Monitoring System (UVMS) ini memudahkan Inspeksi pengamanan tanpa memperlambat aliran dari kendaraan yang menuju lokasi parkir.

Keunggulan Sistem :

1.Membaca Plat Nomor Mobil secara Otomatis
2.Mengambil Gambar Depan atau Belakang secara Otomatis dengan Capture Image
3.Rekaman Video Kendaraan
4.Monitoring dari Web

Sangat affordable cost, seluruh gedung di Jakarta sangat mampu menerapkan sistem ini. For more information please don't hesitate to contact us at www.securityindonesia.com

for me & SECURITECH Marketing Departement, Happy Selling & Have a nice Challange.

Goodluck

Wednesday, July 9, 2008

Bisa diibaratkan seperti ke toko buku

sebuah tulisan dari blog sebelah

Pernikahan yang diawali dengan pacaran dapat diibaratkan membeli buku yang dijadikan contoh dari jenis buku mahal. Pada umumnya buku yang dibungkus rapat dengan plastik yang disertai peringatan keras ‘membuka berarti membeli’ sehingga pembeli mempunyai 2 pilihan untuk mengetahui buku tersebut.

1. Dengan cara membukanya dan membacanya sehingga buku tersebut makin lama makin lusuh jika semakin banyak orang yang ingin menyentuh dan membacanya. Akhirnya hampir semua pembeli menolak untuk membelinya kecuali sangant terpaksa.Membeli buku seperti itu dapat diibaratkan pernikahan yang diawali dengan pacaran.

2. Karena buku tersebut mahal dan terbungkus rapi sehingga jika membukanya berarti membeli, maka untuk mengetahui isinya pembeli dapat bertanya kepada petugas, melalui katalog komputer atau bertanya kepada orang yang telah memiliki dan membacanya sehingga dia memperoleh buku yang benar-benar baru yang belum pernah dijamah disentuh oleh siapapun. Ini dapat diibaratkan sebagai pernikahan tanpa melaui pacaran.

Pada saat menanti akad nikah akan terjadi kangen/rindu. Hal ini merupakan kodrat sebagai manusia yang tidak dapat ditolak oleh manusia itu sendiri. Selama kerinduan pada calon tidak membawa kemaksiatan kepada ALLAH bahkan kita bersabar untuk menahannya maka itulah rindu karena ALLAH. Tetapi jika kerinduan tersebut membawa kemaksiatan maka sesungguhnya itulah kerinduan karena hawa nafsu semata.

Wallahu ‘alam. Bagaimana dengan anda, ada yang mau ditambahin, silakan…...

Tuesday, July 8, 2008

Sibuk

Sibuk itu bikin Bodoh, nggak Kreatif, dan otak kanan tumpul.
Nggak ada ide, nggak ada inovasi, itu yang saya alamin saat ini.
Selalu menikmati kesempatan, tak ingin melewatkan kesempatan, itu yang membuat saya sibuk...
Udah itu aja.!!