Thursday, May 22, 2008

Pesan yang selalu akan kuingat

“……….Selalu mohon petunjuk dari Allah, luangkan waktu sesibuk apapun untuk belajar Qur’an dan Sunnah, sering-sering mengikuti majlis ilmu, Jangan sia-siakan waktu……….”

Entah apa namanya ya, saya kok selalu teringat dan hafal betul dengan setiap detail katanya. Itulah pesan seorang teman saya, yang sangat bersahaja.

Kadang memang saya sendiri merasa, sholat dan ibadah lainnya itu bukan menggunakan waktu pokok, maksudnya begini, bahwa seringkali waktu saya tengah asyik melakukan aktifitas kadangkala panggilan adzan di laksanakan setelah kelar semua tanggungjawab kita, itu salah.

Yang benar adalah, bahwa aktifitas kita itu hanyalah penunjang diantara kesibukan lainya, jadi waktu yang utama adalah tetep beribadah kepada Allah.

Kalo diingat-ingat, sebagai manusia yang hidup di Jakarta, yang tentu saja macet, yang menjadi pokok adalah aktifitas menghasilkan duit. Sibuk pastinya. Diantara kesibukan itu, hal-hal yang tidak menyangkut uang dan masa depan prioritasnya akan berada di bawah.

Bagaimana dengan urusan akhirat ? Masih banyak yang menempatkan di bagian bawah.
Beberapa waktu yang lalu saya cukup kena tampar seorang staff Management Building di Kyoei Prince, “wah sampean tuh kalo datang kok pas deket dhuhur….”, padahal dia udah siap-siap ke mesjid menantikan adzan dhuhur, sedangkan saya, masih mepetin waktu dhuhurnya. Astaghfirullah.

Mungkin Allah memberikan petunjuk, kebetulan lingkungan saat ini sangat-sangat mendukung untuk tambah bagus ibadah sehari-harinya.

Saya menyewa space kantor di Wolter Monginsidi , Santa-Kebayoran Baru, nah tempat kami nempel banget dengan Daarut Tauhid AA Gym, jadi tiap ba’da ashar ada ngaji bareng, setiap kamis malam ada kajian, ya cukup lumayan. Jangan dibanding dengan Sunda Kelapa yang tiap malam ada kajian.

Kadang selepas maghrib kalo sudah sampai di rumahpun, saya selalu terngiang-ngiang dengan pesan sahabat saya tadi, Luangkan waktu belajar Quran dan Hadist, paling tidak kan jadi baca-Quran dan Kumpulan Hadist.

Sebenarnya, sesibuk apapun tergantung dari pribadi kita masing-masing dalam mengatur waktu.

Semoga bermanfaat. Yang pasti Pesan sahabat saya diatas, sangat-sangat bermanfaat bagi diri saya.

Di eling ne….lah – istilah jawanya

Thnx Di

Ingatlah saudaraku,

....cuma mo ngingetin demi kebaikan sesama muslim, untuk mencegah zina hati, juga biar gak terjerumus pacaran...

Lagi, sebuah pengantar dari pesan seorang teman yang mampir ke handphone saya.

Bada Subuh, pagi itu saya mendapatkan sebuah message dari seseorang yang saya kenal di sebuah Bandara beberapa waktu yang lalu, cukup jelas pesannya kalo kita cermati.

Kadangkala kita tidak sadar, kehidupan dan pergaulan yang kita jalani, sungguh melenceng dari ajaran agama. Boleh percaya boleh tidak, mari kita analisis dan cermati kembali beberapa peristiwa yang seringkali kita temui,

Seberapa sering kita melihat, dalam acara keagamaan, pengajian atau dalam suatu majlis taklim misalnya, berapa banyak pria dan wanita nya yang berkhalwat, pergi dan pulangnya berdua. Yang saya yakin mereka belum jadi muhrimnya. Saya melihat ini banyak sekali sewaktu saya ikut dalam Dzikir Nasional di At Tin, malam tahun baru masehi lalu.
,
Seberapa sering kita melihat, dalam pusat perbelanjaan, mall atau plasa, pria dan wanita berkhalwat.

Mungkin saya tidak akan heran, saya tidak akan protes jikalau yang berduaan itu tidak menggunakan simbol-simbol keislaman. Lha wong, yang wanita yang berkhalwat itu menggunakan jilbab, masyaAllah.

Dan tidak jarangpula, wanita-wanita muslim yang bukan mahram, dengan jilbabnya pula berboncengan dengan sepeda motor, berkhalwat di dalam mobil menuju perjalanan kantor

Dan saudara, peristiwa itu berulangkali, dan banyak sekali yang bisa kita saksikan dalam kegiatan sehari-hari.

Menurut saya, secara penafsiran ber khalwat tidak sebatas berduaan dalam suatu keadaan tertentu atau dalam ruang tertentu. Namun juga menyangkut tujuan awalnya.

Misalnya, kalo kita di transjakarta tanpa sengaja ketemu dengan orang berlainan jenis, terus kita ngobrol, tukar kartu nama, sharing pengetahuan, itu bukan berkhalwat. Alasannya, karena disitu banyak orang, dan kita juga ketemu tanpa disengaja.

Misalnya lagi, lanjutannya, dari cerita diatas, kalo orang yang tanpa sengaja kita kenal itu lalu kita janjian ketemu di suatu cafe, itu sudah berkhalwat. Walaupun di resto itu bejibun sekali pengunjungnya. Tapi menurut saya namanya khalwat.

Contohnya lagi, ada seseorang yang bukan mahram, pergi bareng, dengan flight yang sama untuk menjenguk orang tua si pria yang sedang sakit, walaupun di dalam pesawat itu banyak orang, menurut saya tetep saya berkhalwat.

Banyak sekali contoh lainnya, yang tidak bisa saya sebutkan. Anda sudah tahu sendiri dan bisa menemukan contohnya dalam kehidupan sehari-hari, ada di sekitar kita.

Subhanallah, banyak sekali, saudara-saudara muslim kita yang berkhalwat, mereka bukan muhrim, mereka belum menikah, Apa bedanya dengan orang-orang yang tidak pake jilbab, apa bedanya dengan perempuan-perempuan dengan rok pendek, sexy dan baju tipis dan terbuka. Apa bedanya, kalo cara pergaulannya sama saja ?

Bukan, saya bukan orang bersih, saya bukan orang suci. Sama sekali tidak. Memang, saya pernah mengalami, berulangkali, mangkanya saya bisa ngomong. Mungkin dengan alasan niat untuk pekerjaan, ketemuan dengan klien mungkin masih bisa dimaklumi, tapi kalo niatnya sekedar “jalan”dengan orang yang bukan muhrim, nah itu yang dosa

Astagfirullah, banyak sekali dosa yang telah saya lakukan.

Alhamdulillah saya sadar, itu semua berkat rahmat Allah, tanpa rahmat Nya mungkin saya masih menyimpang.

Allah menunjukkan jalan, saya bertemu dengan orang-orang terjaga, orang-orang yang mengetahui Islam secara lebih baik. Yang bener-bener mentaati batas-batas pergaulannya. Saya bersyukur sekali dengan keadaan ini.

Sangat berbeda sekali dengan temen-temen dan kenalan-kenalan saya yang pake jilbab namun seringkali masih suka berkhalwat, masih suka berhura-hura, makan bareng, ngumpul yang ndak jelas dan ndak ada juntrungnya, kenapa ya mereka tidak berpikir daripada buat yang gak jelas gitu mending disumbangin ke anak-anak yatim, lebih banyak manfaatnya kan, dapet pahala pula.

Islam punya ilmu dan cara tersendiri dalam mengatur pergaulan, yang insyaAllah itu syar'i dan dirahmati Allah. Mari belajar ilmu agama, mari belajar investasi untuk bekal di akhirat. Ingatlah apa beda kita dengan orang-orang pada umumnya ? Mari renungi diri.

Menurut beberapa cerita, saya kok tetep nggak yakin ya, kalo mereka yagn sering berduaan tidak terjebak dalam pacaran. Pacaran yang syari itu tetep saja nggak ada dalam islam.

Kita yang memilih, mana yg biasa pada umumnya dan yang syar'i, tergantung anda yang menjalaninya...

Seperti tulisan sms temen saya diatas, saya hanya mengingatkan sebagai sesama muslim, dan saya juga dengan sadar pernah mengalami masa-masa jahiliyah yang insyaAllah telah berakhir, masa-masa nakal saya yang telah habis.Wallahualam bishowab.


Heyyy…, yang kirim sms, CMIIW yak, MaturNuwun Di
Urban Kitchen

Monday, May 19, 2008

Who wants to be a farmer ?

The feature section of this week’s Kompas Sunday edition wrote about the Going to Village holiday program for school kids. Of course, for urban school kids, who don’t know anything about life in village. There is a conversation between the kids and their guide. It happened when the guide explained about paddy. That’s it (the plant that makes the rice we are eating).

Guide : “Now, who wants to be a farmer?”
Kids : (silent)
Guide : “Nobody? Then who would prepare our rice?”
Some kids : “Errrrr… someone else?”

This section was supposed to be the nyinyir part of the article. But I found this conversation fascinating. Even from the very young age, the kids have understood the concept of trade and division of labor.
It’s fun to know how farmers to grow rice. But for God sake, you don’t have to be one if you don’t want to. (You may, if you want, of course). And it’s good to have somebody to grow our rice, to transport it to our city, and to prepare it. So our kids don’t have to grow their own rice. They can be pilots, doctors, or economists, or whatever to earn their living, so they can buy rice from the market.
That, my friend, is the secret of the wealth of nations.

My activities on Sunday

Pagi di hari minggu, langit cerah, angin semilir.

Kebanyakan seperti itu. Biasanya pagi hari setelah ***** sehabis subuh saya bersih-bersih rumah, sambil menunggu tukang Koran melemparkan Koran di depan pintu.
Beres bersih-bersih, sambil ngopi dan membaca Koran di hari minggu adalah aktivitas menyenangkan, membuka-buka headline Koran dan biasanya akan tertuju pada PARODI nya Samuel Mulya yang lumayan kocak.
Setelah itu mandi, bersih-bersih diri untuk persiapan kuliah (kajian dhuha) di mesjid. Lihat list Ustadznya siapa dan materinya apa. Jadi bisa pilih di masjid yang mana.

Abis kuliah dhuha jam 10an, lalu biasanya saya cari beberapa cemilan kecil, kue-kue dan susu kedelai ato es kacang ijo. Rasanya menyegarkan.

Lalu,..setelah sampe rumah adalah menyalurkan hobi saya….Memasakkkkkk…
Minggu ini saya memasak tumis kacang cah ayam,goreng nugget, plus goreng telur dadar. Rasanya jangan diragukan, mantapp dehh..
Cara memasak :
- Beli kacang panjang di supermarket terdekat, ato tukang sayur yang lewat.
- Ambil bumbu-bumbu di kulkas, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, gula jawa.kecap asin.
- Potong-potong kacang panjang sesuai selera, (±3cm)
- Potong dengan ukuran sedang daging ayam, ambil di freezer.
- Goreng bumbu dan daging ayam, lalu masukkan kacang panjang, tutup wajan/panci yang digunakan kurang lebih 8 menit.
- Tambahkan penyedap rasa, garam dll, sehingga rasanya uenakkk.
Abis makan baca buku atau Koran sambil tiduran, berharap ketiduran sampai dhuhur.
Kalo ada meeting, biasanya saya akan bikin sehabis dhuhur.
Jika tidak ada meeting, baca-baca buku lagi sampai ashar, atau tidur.
Bahagia banget. Pokoknya,apalagi kalo minggu sore bisa di rumah sebelum magrib, menikmati suasana minggu sore, dan tidak telat ikut kajian abis maghrib di mesjid komplek…Wow..Bahagia tiada tara.
Alhamdulillah ya Allah.

Wednesday, May 14, 2008

Sambel Tempe


Sepagi ini saya sudah ada di kantor saya yang SECURITECH di Wolter Kebayoran.
Kemacetan Jakarta terlewati, namun perut terasa lapar pagi ini.
Di Jalan tadi Ibu menelpon.

Saya cuman kangen dengan masakan Ibu saya di rumah, Sambel Tempe.
Cukup simpel sebenarnya bikinnya.

Bahan:
Tempe, potong-potong kemudian goreng

Bumbu, di ulek:
1 siung bawang putih (besar), goreng sebentar
3 cabe rawit
1/2- 3/4 sdt garam
penyedap rasa secukupnya

Campurkan Tempe yang sudah digoreng diulek dengan bumbu, jangan lembut-lembut nguleknya.
Kalo saya lebih cocok kalo dinikmati dengan nasi putih dan tumis kangkung.
Wuihhh...Nikmat.
Selamat Mencoba

Gambarnya ngambil dari Herty Kitchen

Thursday, May 8, 2008

SECURITECH




Terimakasih kepada :

1. Allah SWT atas nikmat dan karunia Nya yang tiada tara.
2. Nabi Muhammad SAW atas keteladanan beliau
3. Orang tua saya Bapak Much Dahwan dan Ibu Mustafia, dan keluarga tercinta adik saya Faiz dan Anggi atas segala bantuan dan supportnya.
4. Sahabat saya Riecky Patrayudha beserta Istri, Andria Alvishari (Poppy) atas segala dukungan-dukungannya yang tak kenal lelah. Juga kesamaan visinya.
5. Saudara Kang Arif,Om Dicky serta Rinaldy yang terus mendukung, thanx a lot, We're One Team now.

Alhamdulillah, dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, maka telah lahir usaha kami dalam bidang SECURITY SOLUTION | SURVEIILANCE SYSTEM | ACCESS CONTROL dengan BRAND SECURITECH -total security and technology solution-

Dengan tempat yang sangat strategis di JL Wolter Monginsidi 88A Jakarta Selatan.
www.securityindonesia.com

Renungan Ayat Illahi

Mari renungi ayat-ayat Illahi


"Dan (ingatlah) di waktu Tuhan kalian memperingatkan. Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmati-Ku kepada kalian; dan jika kalian mengingkarinya, maka azab-Ku amat berat sekali". (Al-Qur'an, Surat Ibrahim: 7)

"(yaitu) bagi siapa saja di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya". (Al-Qur'an, Surat Al-Muddatstsir: 37 – 38)

"Dan jika kamu berbuat kebaikan, maka kamu berbuat kebaikan untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kamu sendiri yang akan menderita". (Al-Qur'an, Surat Al-Isra: 7)

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Al-Qur'an, Surat Ar-Ra'd: 11)

"dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain dari apa yang telah diusahakannya". (Al-Qur'an, Surat An-Najm: 39)

"Dan bagi masing - masing orang memperoleh derajat - derajat ( seimbang ) dengan apa yang dikerjakannya". (Al-Qur'an, Surat Al An’aam : 132)

"Dan bahwasanya Dia (Allah) yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan".
(Al-Qur'an, Surat An-Najm: 48)

"Bekerjalah untuk duniamu seakan – akan kamu hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan – akan kamu mati esok". (Hadits Riwayat Turmudzi)

Saturday, May 3, 2008

Take it or Lose it

Seringkali kita dihadapkan tantangan yang sangat-sangat banyak mempertimbangkan beberapa hal.

Namun banyak hal yang kita harus memutuskan sesuatu secara cepat. Lagi-lagi kita dihadapkan pada sebuah kondisi yang hitam dan putih.

Peluang datang selalu dengan resikonya, kita diharuskan untuk mengelola risiko (menurut EYD yang benar Risiko bukan Resiko). Makanya di beberapa program Master, ada yang namanya Manajemen Risiko.

Saya dihadapkan pada sebuah keadaan dimana mungkin anda pernah mendengar cerita yang sudah lazim dalam marketing. Yaitu, ada dua orang marketing yang ditugaskan oleh perusahaannya untuk mensurvey bagaimana keadaan pasar sepatu di Afrika. Orang yang Pertama mengatakan bahwa ”Orang-orang di Afrika tidak menggunakan sepatu, Jadi akan susah melakukan penjualan di sini.” Sedangkan orang ke dua mengatakan. Orang-orang di sini belum menggunakan sepatu, jika kita jualan di sini maka akan fantastis.”

Wow, sangat bertentangan sekali hasil survey yang dilakukan. Padahal keadaan nya satu saja. Dibutuhkan analisa yang lumayan serta segunung keberanian, untuk memutuskan... Ya, layak. Atau Approved

Kemudian dalam memutuskan layak atau tidak pun kita harus juga mempelajari semua cycle yang berhubungan dengan target kita. Jadi tidak sekedar layak namun tidak ada alasannya, misalnya cerita tentang sepatu tadi, kita harus juga menganalisis produksi nya bagaimana, shipping cost atau pengirimannya lewat mana, di sana akan dibuat dealer sendiri atau bermitra dengan pengusaha lain. Promosinya dan mengkomunikasikan kepada customer seperti apa, budget iklan below the line seperti apa, harga ke customer berapa, bisa memberikan apa ke para dealer dan distibutor yang bantu bisnis itu.

Jadi untuk memutuskan layak atau tidaknya memang cukup rumit. Memang kita bisa mengandalkan INTUISI semata, namun seperti rumus saya dalam memutuskan sesuatu, maka perhitungan LOGIKA harus masuk, setelah itu maka kita tanyakan kepada HATI, baru ke INTUISI.

Kesalahpahaman yang berbahaya tentang intuisi adalah bahwa intuisi harus digunakan dalam membuat keputusan. Penggunaan intuisi terbaik bukanlah untuk memutuskan apakah kita harus melakukan sesuatu, namun sekedar untuk menambah informasi teradap apa yang sudah diketahui dan dirasakan. Informasi intuitif tidak boleh terpisah, demikian pula data emosional (hati) atau nalar (logika).

Kerasa banget ternyata, ketika memutuskan sesuatu yang akan kita anggap Peluang atau Tantangan ini. Take it or Lose it, istikharoh dulu kali......(istikharoh kan bukan untuk cari jodo doang to)

Thursday, May 1, 2008

Volaré

Gipsy Kings, grup musik asal Paris, Perancis, mampu menggoyang penonton dengan salah satu lagu legendarisnya, saat pergantian tahun di Grand Ballroom Hotel Mulia Jakarta.

Begitu yang saya baca di Kompas Minggu 6 January 2008 di Hiburan hal 31

Volare oh oh/ ...cantare...oh oh oh oh../ nel blu dipinto di blu/ felice di stare lassu...
itu lagu volare.

Itulah sepenggap syair lagu Volare yang saya ingat.

Tidak, saya tidak merayakan tahun baru di Hotel Mulia. Saya cuman teringat dengan masa-masa dahulu kala, lagu Volare merupakan lagu yang pertama pada setiap even acara jalan bareng, dinyanyikan oleh duo gitaris, Santos dan Didit.

Selain lagu volare setiap acara maen bareng juga dinyanyikan lagu Bamboleo, Saya sendiri tidak tahu tadinya darimana lagu itu berasal. Bingung aja, lagu kok kayak gitu, dan orang-orang kok ya pada apal, mungkin saya yang kuper.

Maen ke Puncak, Gunung Halimun, Pulo Seribu, Anyer dan Lampung tidak ketinggalan lagu ini selalu dinyanyikan. apalagi acara-acara barbeque an bareng di Wisma Catlya...

Acara bareng sekarang sudah tidak ada, paling hanya beberapa orang tertentu saja, itupun saya tidak pernah ikut serta. Berbagai alasan sibuk dan segambreng janji jadi tamengnya, serta setiap orang sekarang telah memiliki kepentingan pribadi, keluarga dan mungkin lebih penting lagi.. .

Hi guys, How re U all ?

Oiya, update kabar
BangRojak udah menikah tanggal 22 Des 07, di mojokerto Jawa timur.
Ponco juga udah nikah di Surabaya 23 Des 07.
Tyo tanggal 29 Des 07 juga
alhamdulillah udah nikah...

Aldi Opa udah punya anak.
Emak kita udah hamil tua…


6 januari 2008

Tentang PakDe Hadi.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati............Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan dan memperdayakan
( QS : Al Imran 185)


Innalillahi wainna ilaihi rajiun

Jika Allah sudah berkehendak, maka manusia sedikitpun tidak akan mengetahui kapan dia akan kembali menghadap Nya.

Kamis, Tanggal 8 november 2007 kemarin, dengan tiba-tiba saya mendapat telp dari adik saya, Anggi mengabarkan bahwa PakDe Hadi meninggal.

Hampir saya tidak percaya, PakDe Hadi yang mana ? Tapi ternyata ya jawabannya tetep Pakde Hadi, Bapaknya Mba Linda, Mba Vita & Mba Ratna.
Terakhir ketemu saya waktu lebaran kemarin, itu saja juga Cuma sebentar karena beliau harus ikut ngurusin tetangganya yang baru saja meninggal.

Setahun yang lalu pas lebaran 2006, kebetulan kami, keponakan-keponakannya lumayan lama silaturahmi di tempat PakDe. Guyon-guyon akhirnya terungkap bahwa PakDe itu tidak bisa mbaca huruf latin, lah, terus kalo khotbah gimana PakDe, kata adek saya, ternyata ada buku berhuruf arab tapi bahasa nya Jawa. Baru ngeh saya ternyata ada buku seperti itu.

Oiya, yang bikin bangga, adalah PakDe ini juga sangat disegani dan dihormati di kampungnya sana. Padahal kita kalo guyon, wahh, ngawur-ngawuran...

Akhir cerita, ba’da ashar kami dioleh-olehi salak dan rambutan.

Menurut cerita, sebelumnya PakDe ini sehat-sehat saja, rencananya Jumat tanggal 9, abis Jumatan beliau mengundang temen-temen jamaah haji, seperti biasa acara rutin. Undangan telah di sebar, beberapa hari sebelumnya. Pada hari Kamis itu pula beliau sudah mempersiapkan segalanya.

Sebagai imam di kampungnya sana, PakDe menjadi imam dalam setiap sholat fardhu. Oiya, beliau ini orang Nahdlatul Ulama (NU). Nah itu makanya bagi orang NU, biasanya seabis sholat, maka biasanya bersama-sama berdoa dengan dikeraskan.

Saat abis sholat ashar ini, sewaktu memimpin doa, lama-kelamaan suara PakDe pelan-pelan lalu diam. Para jamaah tidak mengetahui kalau PakDe diem saat itu, setelah beberapa saat baru mereka pada kaget, kepala PakDe sudah bersender di tembok.
Karena kaget, warga langsung membawa nya ke Rumah Sakit, namun sebenarnya Pak De sudah tidak sadar sejak doa ashar itu. Pak De lalu dinyatakan meninggal saat di Rumah Sakit.

PakDe Hadi kemudian dimakamkan setalah sholat Jumat, mengingat undangan pertemuan rutin dengan teman-temannya abis sholat Jumat.

Ya, pelajaran buat kita semua, bahwa kematian itu tidak bisa diprediksi. Kalo Allah SWT sudah berkehendak maka kita harus menghadap Nya.

Sewaktu saya bercerita kepada Bapaknya si Edo, sahabat saya, beliau bilang, ”masih beruntung Don, PakDe mu meninggal dalam keadaan abis sholat, yang belum tahu itu ya kita-kita ini, meninggal dalam keadaan apa......Makanya selalu berdoa kita menghadap dalam keadaan yang baik dan khusnull khotimah ”

Maka, mari wahai diri, perbailki kembali ibadah dan luruskan niat untuk menggapai ridho Illahi.

Jt.bening 8/11/2007

Intuisi

Istilah dalam bahasa Indonesia gampangnya adalah percaya kepada naluri.

Kebanyakan dari kita memiliki naluri yang terasah (rasa suka, rasa tidak suka, dan perasaan yang tertanam mendalam yang merupakan bagian dari diri kita sebagaimana halnya anggota tubuh). Mengabaikan naluri bagaikan tidak mempercayai diri kita sendiri.

Kenyataannya seringkali kita mengabaikan naluri, dan biasanya kita menyesalinya. Kita dengan mudah mempertanyakan perasaan kita terutama bila bertentangan dengan keyakinan orang lain.

Kita mungkin mengira kita bersikap tidak logis, sangat emosional, atau tidak masuk akal, sehingga kita mengabaikan perasaan kita. Biasanya itu menjadi kesalahan terbesar.

Saya mempercayai intuisi saya karena intuisi ini merupakan ramuan dari segala hal yang membuat saya seperti sekarang ini. Intuisi atau naluri merupakan refleksi dari nilai-nilai, perasaan, ketakutan, pengalaman dan tujuan. Juga adalah merupakan penyeleksian pelajaran-pelajaran yang kita peroleh dari orang tua, keluarga, guru dan sahabat kita. Intuisi ini didasarkan pada pengalaman hidup kita, terutama ketika kita mendapat masalah.

Intuisi atau naluri adalah LOGIKA yang kita kembangkan dari proses hidup, bertindak, memperhatikan dan menyimak. Naluri memandu kita, melindungi kita dan mengingatkan kita tentang siapa sebenarnya kita.

Di saat semua orang dan segala hal mengatakan kita salah, mengikuti paa kata naluri atau intuisi membutuhkan kekuatan. Sulit bagi kita untuk berdiri sendirian menantang segala opini yang bertentangan dengan kita. Kita harus mendengarkan dan mempercayai kata hati kita.

Dalam analisis akhir, tanggung jawab untuk membuat keputusan berada di tangan kita. Ini adalah hidup, keluarga, bisnis uang dan pilihan kita.

untuk seorang sahabat saya, Fildy yang tidak mudeng arti intuisi.

Tegar

Tegar bukan bukan berarti keras, sulit diajak kompromi atau tidak dapat diajak berdiskusi. Tegar berarti gigih dan tidak mau menyerah. Tegar berarti percaya pada diri sendiri pada gagasan dan yang paling penting siap berjuang. Ketegaran dibutuhkan untuk dapat berdiri tegak dan memperjuangkan keinginan dan keyakinan kita.

Perjuangan yang saya jalani selalu mendorong saya untuk maju dan berbuat lebih dari perkiraan saya pada awalnya.

Pada akhirnya, setiap perjuangan membuat saya lebih kuat.
Kebanyakan orang tidak sabaran dan menginginkan hasil cepat, tapi menunggu seringkali merupakan pilihan cerdas. Untuk bertahan dan menunggu, dibutuhkan ketegaran, terutama ketika kita harus menunggu lama untuk mendapatkan keinginan kita.

Masalah selalu muncul. Bersiap menghadapi masalah. Ketegaran memungkinkan kita mengatasi masalah tanpa menjadi lebih letih atau bersikap negative. Mengantisipasi dan bersiap menghadapi masalah akan menghemat waktu dan sumber daya kita.

Keutamaan Salam

“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik. Sesunggungnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. “ (An Nisa 86)

“Wahai manusia, sebarkanlah salam, dan berilah makan dan sambunglah tali kekerabatan, serta shalatlah ketika manusia sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (H.R Turmudzi)

Dari Abdullah Ibn Amr Ibn Al Ash, “sesungguhnya ada seseorang bertanya kepada Rasulullah, “amalan yang bagaimanakah yang paling baik dalam Islam?” Beliau menjawab “Engkau member makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kau kenal maupun yang tidak kamu kenal” (H.R Bukhari-Muslim)

Beberapa waktu yang lalu saya membaca Tarjamah Riyadhus Shalihin bab Kitab Salam. Ternyata banyak sekali hadist-hadist Rasulullah yang menganjurkan menebarkan salam dan keutamaan-keutamaannya.

Memang, dalam beberapa hal kita kaum muslimin sudah menerapkannya, terutama dalam menerima Telp Pribadi. Namun saya rasa kok ini hanya untuk pantes-pantesan aja, belum sepenuhnya dipahami, tetep saja masih jarang sekali orang yang dalam aplikasi kehidupan sehari-harinya melakukan ini.

Bagi para pengguna Short Message Service, masih bisa dihitung dengan jari, orang-orang yang melakukan ini, serta bagi para pengguna Messanger seperti layanan chatting, dll. Bahkan malah ucapan salam dari lawan bicara tidak dijawab. Wallahualam.

Udahlah, tak usah banyak protes, yang penting mulai dari diri sendiri. Seperti kata Aa Gym.

Mari lebih giat sebarkan salam..